14 Januari 2013

Karena Cinta Tak Pernah Salah Langkah. 1



Surabaya, 3 Januari 2013 Pukul 16.15 WIB
Sebuah cafe legang di jalan Adityawarman

Niara tak sedikitpun menampakkan wajah gelisah ataupun ketakutan. Iya, setelah kurang lebih 90 menit lalu ia menerima telepon dari seorang wanita yang mengaku bernama Vika, istri Kiki. Kiki yang selama hampir satu tahun menemani hidup Niara dengan cara yang tidak biasa.
Entah untuk kesekian kalinya, Niara melirik jam bulat ditangan kirinya, sudah 15 menit berlalu dan wanita itu masih saja belum datang. Sesaat setelah Niara beranjak untuk pergi dan membayar minumannya, seorang wanita ramping dengan rambut panjang sedikit berantakan yang nampak kurang terurus menghampirinya,

“Hai, gue Vika, bener kan lo Niara ?” 

Sapaan asal yang sama sekali tidak menunjukkan sopan santun, batin Niara.

“Iya. Kamu Vika ? hampir saja saya mau pergi.” Jawab Niara kembali duduk di kursi yang sudah kurang lebih 15 menit tadi ia duduki.

“Oh sorry.” Jawab Vika enteng dan terlihat tanpa rasa bersalah

Setelah mereka berdua duduk berhadapan, Vika memesan secangkir ice lemon tea pada waitress, dan melanjutkan perbincangan

“Oke, gini. Gue tau lo pasti udah nggak sabar banget pengen tahu kenapa gue ngajak lo ketemuan dadakan kayak sekarang. Gw Vika, kayak yang udah gue bilang tadi di telfon, gw istrinya Kiki, cowok yang selama ini ngejadiin lo sebagai selingkuhannya. Ya, nyelingkuhin gue.”

Niara hanya mendengarkan ocehan Vika dengan senyuman dan sesekali menyeruput hot chocolate yang telah kehilangan uap panasnya karna terlalu lama menunggu wanita didepannya ini.

“Gue kesini cuma minta pengertian lo sebagai sesama wanita, plis banget lo lepasin Kiki, biarin gue ama Kiki hidup bahagia ama keluarga kecil gue.”   

Niara masih mendengar dengan sabar.

“Gue sayang banget ama Kiki, dan gue rasa lo juga punya harga diri kan, gue yakin lo bisa jaga harga diri lo dengan baik dan gak harus rebut suami gue. Lo bisa cari laki lain yang lebih dari Kiki.”

Seorang waitress datang dan memberikan minuman pesanan Vika yang membuat Vika sejenak berhenti berbicara.

“Gue emang nggak bisa jadi istri yang sempurna kayak yang Kiki pengen, tapi gue juga ga akan ngebiarin Kiki hidup bahagia tanpa gw, jadi ya lo tau apa mau gue kan ? lepasin Kiki.” Lanjut Vika.

Sembari merubah posisi duduknya, Niara menjawab dengan tenang,

“Bagaimana bisa menjaga yang telah kamu abaikan disebut dengan merebut ? saya sama sekali tidak merebut, dan maaf, saya nggak bisa. Saya nggak akan pernah ngelepas Kiki. Sekarang, besok, atau sampai kapanpun, saya akan selalu jaga dia dan nggak akan pernah saya sia-siakan seperti apa yang sudah pernah kamu laku....”

BYUUR!!

Belum sampai Niara menyelesaikan ucapannya, Vika sudah menyiramnya dengan segeleas ice lemon tea yang sudah ia pesan.

“Dasar PELACUR!” teriak Vika pada Niara, kemudian bangkit dan pergi begitu saja meninggalkan cafe.

Niara yang masih kaget dengan sikap tidak tahu aturan yang dimiliki Vika, hanya menunduk dan tersenyum kecut sembari menarik beberapa helai tissu yang disediakan di meja. Ia membersihkan bekas siraman ice lemon tea lalu merapikan pakaiannya yang sedikit terkena siraman.
Setelah menyelesaikan pembayaran pesanan mereka, Niara bangkit dan meninggalkan cafe tersebut. Ia berjalan menuju belokan yang tak jauh dari cafe dan masuk kedalam sebuah mobil berwarna merah.

“Haaii, is everything okay ?” tanya pria yang duduk dibangku kemudi mobil tersebut.

"Yes, no worry. Seperti yang sudah kita duga, dia minta aku ninggalin kamu, dan aku udah jawab apa yang seharusnya aku lakukan. I love You. And I’ll never let You go, my Bee.” Jawab Niara.

Sebuah kecupan hangat mendarat di kening Niara, dan mobilpun melaju menuju ke sebuah tempat yang bisa membuat mereka berdua melepaskan semua tekanan, hanya disana mereka mampu saling menghangatkan dan menguatkan.





karena cinta tak pernah salah langkah. part 1.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

thank you for coming reader |read my older posts please | nhaz montana