08 Desember 2013

Mahya..


Kamar di hotel yang sama, dengan nomor yang berbeda.
Adalah aku yang haus akan tumpukan rupiah
Membiarkan ia lelaki asing menumpahkan hasratnya
Sekuat hati menyesap nikmat sekalipun tak pernah khidmat
Bermandikan cairan hangat pertanda puas, sama-sama puas.
Seingatku harga yang ia beri sama dengan lelaki pemilik zakar liar lainnya
Bagaimana bisa sentuhannya basah menembus tiga perempat hatiku?
Bagaimana bisa tatapannya menyerbu ganas menyusup mata kalbuku?
Bagaimana bisa jilatan nafsunya membuatku candu?
Ada yang salah dengan lelaki ini,
Atau aku yang salah menyiapkan tubuh dan liang ragaku?
Ataukah jiwaku yang mulai lelah menggendong atribut pelacur nomor satu?

Adalah aku, Mahya,
Yang sedang berpose panas membiarkan ia menelanjangiku di atas sketsa putihnya
Menggerai rambut panjangku, demi memenuhi sisi erotis untuk sebuah karya
Terbelenggu nafsu mempersilahkannya memandang lekat payudaraku.
Lakukanlah semaumu, Arjunaku.


Atas nama Dewa Dewi mencipta keindahan dunia,
Adalah Mahya yang matanya menyiratkan cahaya gemerlap surga
Adalah Mahya pemiliki bibir tipis dengan kuluman seribu nikmat
Adalah Mahya berambut panjang tergerai bebas, menggelitik gairah sensual tiap pria
Adalah Mahya yang tiap lekuknya merupakan peluh pembangkit nafsu paling rapuh
Adalah Mahya dengan tawanya yang memicu adrenalin penyemangat hidup sekalipun dalam pilu
Adalah Mahya, sesosok bidadari penabur pelangi rasa tanpa sayap putih

Dan akulah Arjuna, 
Ciptaan sang Kuasa yang kini tertunduk menyerah
Dihajar habis oleh pesona mematikan pelacur nomor satu
Melempar perisai angkuh, dan tunduk pada panah cinta atas nama Mahya.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

thank you for coming reader |read my older posts please | nhaz montana