12 Juni 2014

Entahlah. Aku merasa bebas, menyukaimu.
Aku tak pernah benar-benar memutar otak saat ditanya "apa yang membuatmu tertarik padanya?"
Hhmm aku tertarik tanpa alasan, begitu saja segala tentangnya selalu menyita perhatianku. 

---

Melihatmu bergerak dan memutar-mutar badan saat menari, indah sekali.
Aku mengagumimu yang nampak kokoh namun lembut dan hati-hati saat membimbing siapapun menari.

Aku menyukaimu hingga aku tak pernah kehabisan alasan untuk selalu mengorek-ngorek tentangmu.
Ada saja faktor yang membuatku selalu ingin tahu. 

Berhadapan denganmu, sungguh akupun terkejut melihat tanganku tak gugup berkeringat dingin. 
Nah, mungkin karena terlampau riang hingga tubuhku gagal bersinkronisasi dengan otak lalu sekujurku menjadi mati rasa. Hanya bahagia.

Mampu menatap kedua matamu namun kuputuskan untuk terus menunduk dan memaku pandangan pada sepasang sepatu merah bertali yang kamu kenakan, aku merasa runtuh.
Jantung yang lancang meningkatkan debarannya ketika tanganmu menuntun jemariku, dan membiarkan telapak tangan kiriku singgah dengan santun di bahu kananmu, aku merasa limbung.
Lalu akhirnya akal sehat memaksaku mencuri kesempatan untuk melihatmu, demi Tuhan aku luluh. 

Sudahlah, habisi saja tenagaku malam ini wahai lelaki berkaus biru.
Biarkan saja keseluruhanku menyatu dengan tiap remah pesonamu.
Ijinkan aku merasa bebas dalam menikmatimu. 
Hingga lonceng 'sadar diri' berbunyi dan mengakhiri segala imajinasi. 
Karena siapalah aku ini, betapa beraninya mendambakan cintamu yang suci.

Aku hanyalah bayangan kabur yang sempat sekelebat tertangkap retinamu. 
Akulah keberadaan semu di dalam matamu. 

Sekian. 

Selamat beristirahat pujaan misteriusku. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

thank you for coming reader |read my older posts please | nhaz montana