19 Maret 2018

Off



“Sebagai pasangan kan kita harus saling menyesuaikan satu sama lain sebelum menuju titik puncak hubungan, anggaplah pernikahan. Eh bentar, atau jangan-jangan menurut kamu kita ini bukan pasangan?”

... *hening

“Menurut kamu kita ini pasangan bukan sih?”

... *hening beberapa detik  “Mmmmm untuk sekarang, belum.”

“Jadi menurut kamu pasangan itu yang gimana? Yang menikah? Yang tunangan?”

“Iya, ya pokoknya untuk sekarang aku masih belum siap dengan sebutan pasangan. Kayak kamu ngenalin aku ke orang lain, ke keluargamu, aku masih belum siap….”

“Takut kalau semisal aku kenapa-napa, kamu akan jadi orang yang dimintai pertanggungjawaban?”

“IYAA. Aku masih belum siap kayak gitu-gitu.”

“So, we're not a couple, right?”

“Ya terserah kamu mau nyebutnya gimana.”

“Ini bukan menurutku, aku tanya kamu. So, is it ok for you if i say to others that i'm single?”

“Ya tapi kalau misalkan orang terdekatku, mereka tahu aku lagi deket sama kamu. Kalau mereka tanya, aku lagi 'sama' siapa, ya aku bilang aku lagi deket sama kamu.”

“Hah. Ok then.”

---



Tak butuh hitungan menit untuk saya yang telah menaruh hati dan menyalakan rasa padamu seketika menghentikan semuanya.

Mematikan hati itu mudah, Sayang.
Sangat mudah.

I hope you know that i'm a master in that job; shutting down all feelings.

---

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

thank you for coming reader |read my older posts please | nhaz montana