26 Mei 2019

Mungkin Nanti Akan Ada Lagi


Ada seorang teman lelaki yang saya kenal dari sebuah komunitas bertahun-tahun yang lalu. Usianya 4 tahun di bawah saya. Pekerjaannya tidak jauh-jauh dari buku. Saya tidak mau sebutkan, nanti kalian bisa menerka-nerka dia siapa. Kami pernah bertemu sekali entah tahun berapa, saya melihatnya tanpa pandangan apapun, tanpa asumsi apapun. Ya sudah ketemu aja, kayak nemuin temen online saya yang lain. 

Singkatnya, pada satu kejadian, dia menyatakan dia tertarik dengan saya. 
wooo wooo wooo apa lagi ini?
demikian batin saya berbisik.

Saya yang kebetulan sudah kapok dengan brondong (atau yang usianya lebih muda) tentu saja memberi peringatan di depan bahwa saya tidak akan menanggapi perasaannya. Ya tapi yang namanya manusia ya, makin dilarang ya makin menjadi. Dia juga demikian, makin menjadi-jadi perasaannya. Yang awalnya cuma kagum, jadi ngelunjak, naksir, ngelunjak lagi pengen ketemu, mentoknya mulai ingin menjalin hubungan lebih dari teman. 

Sekali waktu kemudian saya merenungi hal ini. 
Pada ukuran 100%, bisa jadi 80% diri saya sudah hampir bersedia dengannya, entah untuk menjalin hubungan, menanggapi perasaannya, atau bahkan melakukan apapun dengannya. 

Tapi, kemudian 20%-nya mengambil alih dengan menjabarkan apa saja kekurangannya di mata saya, pekerjaannya, kedewasaannya, penampilannya, dan beberapa hal lain yang kemudian membuat saya menjawab TIDAK atas perasaannya. 

Saya berpikir, mungkin nanti akan ada lagi orang baru setelah dia yang segala kekurangannya bisa saya terima dan barangkali justru jauh lebih baik dari dia. 

Lalu tanpa saya duga, ingatan saya merujuk pada Kiki. 
Alasan dia tidak menerima saya mungkin saja sama seperti alasan saya tidak menerima teman saya tadi. 
Barangkali Kiki merasa mungkin nanti akan ada lagi perempuan lain datang yang keseluruhannya jauh lebih baik daripada saya. 
Perempuan yang sangat sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya. 

--
Ya, kadang kita menggunakan alasan itu untuk memantapkan keputusan kita menolak seseorang. 
Mungkin nanti akan ada lagi orang baru yang jauh lebih baik dari dia. 
Kita yakini dan kita nanti.

Menanti sampai kapan?
Sampai akhir usia mungkin.. 

--






Tidak ada komentar:

Posting Komentar

thank you for coming reader |read my older posts please | nhaz montana