11 September 2020

Rindu tapi Lelah

 


--- 

Saya benci merasakan butuh berkomitmen dengan seseorang. Saya rasa saya belum cukup siap untuk menjalin hubungan asmara atau berkomitmen dengan lelaki. Penyebabnya mungkin karena saya masih merasa saya adalah pecemburu, bukan takut kehilangan, karena bagi saya ya lelaki yang selingkuh dan memilih pergi ya sudah pergi saja. Tidak ada yang bisa saya lakukan untuk menahannya. Untuk apa mempertahankan lelaki yang sudah tidak ingin berada di samping saya dan menjalani hidup bersama saya. Saya pecemburu karena saya tidak suka lelaki yang saya sayangi membagi diri dan perhatian atau apapun di dirinya untuk perempuan lain. Lebih ke perasaan tidak rela berbagi yang membuat saya tidak nyaman. 

Laki-laki ini mendekati saya dengan intensi teman saya rasa, kemudian kami semakin dekat, dan setiap hari saling bertukar kabar dan cerita melalui video call. Ia meletakkan foto saya di dompetnya. Di situlah saya lengah. Saya jatuh hati padanya dan saya sadar saya salah. Kami sudah bersama selama lima bulan. Waktu yang cukup bagi usia kami untuk menimbang apakah ini akan dilanjutkan atau disudahi saja. 

Sekali lagi kesalahan ada di saya karena lepas berharap bahwa ini akan menuju sesuatu serius seperti yang pernah dia ucapkan. Dia ucapkan dengan asal-asalan saya rasa. Semakin hari semakin tidak ada yang serius. Dia tidak serius. Dia yang tidak serius membuat saya harus serius pada diri saya sendiri. Terus tersakiti atau memilih pergi. 

Saya memilih pergi saat ini. 

Melepaskan dia perlahan.

Merelakan dia dengan berat.

Menyayanginya hanya dalam doa.

  

Untuk menghubunginya saja saya tidak mampu. Saya takut saya akan menghubungi lelaki yang sedang bersama perempuan lain, teman wanitanya, penggemar setianya, mantan istrinya, atau entah siapapun perempuan di sekitarnya. Saya tidak berani membuka kontaknya, karena saya sadar saya harus membatasi diri agar tidak terluka lebih jauh lagi karena tersayat rindu. 


Menurutmu, apa yang harus saya lakukan padanya? sudah benar kah saya memilih pergi?

---


Sebuah pesan baru masuk ke email saya. 

Dari RuamLuka@gmail.com

Dia bertanya kepada saya seolah saya adalah pakar dalam urusan beginian dan yang lebih menyebalkan, dia seperti menceritakan kisah cinta saya yang sama sialnya dengan dia.

-

Saya membalas emailnya sembari menangis, merindukan lelakiku setengah mati. 

Dua bulan tidak bertemu, di akhiri dengan luka yang dalam akibat ulahnya, namun tetap merindukannya,

Saya rindu memeluk tubuhnya, bermanja di tubuhnya, tersenyum bahagia padanya, berbincang dengannya, saya rindu menyayangi ia dengan sepenuh-penuhnya tanpa jeda luka. 

 Saya rindu tapi saya lelah. 

 

--- 


 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

thank you for coming reader |read my older posts please | nhaz montana