24 September 2020

Semuanya

 


 

24 September 2020

Saya ingat hari di mana pertama kali Ia mendaratkan kecup di bibir, ketika dengan bergelimang ragu saya menanyakan “are you sure?”

Jawabannya membawa kami kepada hal-hal yang kemudian kini menjadi sangat saya sesali.

Saya ingat senyumnya sebelum ia merebahkan kepala di pelukan saya.

Saya ingat ketika ia tetap di sana selama saya menjalani hari-hari mengerikan berurusan dengan penyakit yang kini merebak.

Saya ingat hati saya yang membuncah bahagia setiap kali ia menghubungi dan wajahnya terlihat jelas di layar handphone saya.

Saya ingat ketika saya berkutat di dapurnya dan masih dalam keyakinan bahwa hubungan kami akan menuju sesuatu yang disebut serius.

Saya ingat ketika ia mengenalkan saya pada orang-orang sekitarnya.

Saya ingat semua kebaikan dan waktu berharga yang ia sempat berikan.

 

Lalu saya ingat luka-luka yang sengaja ia torehkan.

Saya ingat ia meniduri orang terdekat saya.

Saya ingat ia sudah lebih dulu menjalin hubungan asmara dengan perempuan yang selama ini ia sebut sebagai penggemar setianya.

Saya ingat ia yang berulang kali berbohong, menghindar, dan mengalihkan pembicaraan.

Saya ingat ia yang masih saja berhubungan dengan mantan istrinya.

Saya ingat ia yang menceritakan entah berapa banyak kisah tentang betapa ia disukai dan dikagumi banyak perempuan.

Saya ingat ia yang penuh tipu daya.

 

Hari ini saya biarkan otak saya mengingat semuanya.

SEMUANYA.

Dan hanya hari ini sebelum esok semua menjadi hambar di ingatan. 

 

---


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

thank you for coming reader |read my older posts please | nhaz montana