14 Januari 2013

(D)iam.


h u j a n ,

aku masih terpaku saja disini, menunggu barisan kata yang sekiranya muncul atas nama rindu,
menanti sebaris rasa yang tentulah tak layak untuk disebut ada.

pada tiap batas bincang antara kita,
masih ada dinding pembatas menjulang yang memintaku tetap harus menyebutmu, orang asing.
orang asing yang lihai mempermainkan desir rindu agar terus melaju dalam sudut tersembunyi di hatiku.

ini rindu mulai mencari jalannya sendiri, mandiri.
menunggumu meluangkan detik waktu disela sibuk yang kian menumpuk
bertanya pada hujanpun, hanya akan terjawab dengan air, serupa dengan yang muncul diujung mataku manakala bendungan hati gagal menghalau rindu. 

pergi dan kembali sudah menjadi sajian manis dalam 'kita'
kamu yang entah bagaimana caranya, bisa membuatku luruh dalam kubangan penantian, tanpa tujuan.
menuntut kabar disetiap pergantian gelap malam menuju terang sang surya, sungguh bukan hakku.
keberadaan kita sudah pasti mengajarkanku bagaimana cara menyimpan rapat rasa dalam tudung pihak ketiga.

bagaimana bisa aku mencintaimu ?
biar hanya Tuhan yang tahu.

bagaimana baiknya aku menyikapi yang ada antara kita ?
biasa saja dan berpura-pura tak butuh cinta.
karena namamu seolah memintaku untuk diam,
seperti hujan yang diam-diam datang dan menghilang,
seperti angin yang diam-diam berhembus lalu tiada,
seperti dingin yang diam-diam mengundang pelukan,
seperti peluh yang diam-diam menanti sejuk,
seperti inilah harusnya aku tahu diri,

karena sedekat apapun jarak kita, ada hati lain yang tetap harus dijaga.
ada jiwa lain yang butuh diberi bahagia.
bukan aku, 
bukan kita.


atas nama Diam.
-NM-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

thank you for coming reader |read my older posts please | nhaz montana