05 Mei 2014

Perempuan itu sedang terdiam di pertigaan jalan.
Langkah yang biasanya ringan, menjadi begitu berat bahkan menyakitkan.
Ia tak pernah selelah itu seumur hidupnya.
Menyerah, pasrah kehilangan keinginan dan harapan.

Perempuan itu terhuyung dalam keraguan.
Penantian panjang yang selama ini dengan sabar ia jalani, mulai tersapu oleh penolakan sang takdir.
Membuatnya kehilangan jiwa dan cinta. 
Cinta tak lagi indah di matanya.
Cinta hanya bumbu pemanis kisah romantis di televisi dan novel.
Cinta baginya hanyalah mitos.

Perempuan itu mendongkak ke depan, memandang jalanan dengan mata buram.
Menggenggam kompas dengan jarum yang tak lagi bergerak, rusak.
Lehernya tak lagi dibiarkan menoleh ke belakang dan samping.
Ia hanya akan menatap ke depan.

Perempuan itu meninggalkan mimpi satu-satunya yang ia punya.
Mimpi menjadi istri dan ibu terbaik.
Mimpinya dibuang sejauh mungkin di belakang, dibiarkan hancur tak berwujud.

Perempuan itu menanggalkan senyumnya.
Kini, sinis adalah nama belakangnya.
Tak ada lagi alasan baginya untuk menyunggingkan senyuman.
Hanya ada muram dan raut pahit.

Perempuan itu mengenakan mantel penutup keindahan tubuhnya.
Menjauhkan dirinya dari kenikmatan duniawi.
Membiarkan jejak-jejak busuk masa lalu menghabiskan kulit halus dan paras eloknya. 

Perempuan itu ingin menua dalam kesendirian dan kekosongan.

Perempuan itu akan membangun dinding kokoh berbahan kelam.

Perempuan itu akan menghabiskan usianya di peti keputusasaan. 



Perempuan itu bernama 'Jodohmu'.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

thank you for coming reader |read my older posts please | nhaz montana