15 September 2014

cicak di dinding (?)


Mama : "kamu kegiatan mulu di luar, emang nggak bosen?"

Putri : "nggaklah, Ma. kan kegiatannya nyenengin. kumpul sama banyak temen."

Mama : "kok temen mulu. Mikirin masa depannya kapan? Kapan mau nikah? Mau umur berapa kamu hamil? Punya anak? Udah 25 tahun kok masih santai aja."

Putri : "yaelah Ma, kuliahnya aja belum selesai, boro-boro nikah."

Mama : "ya makanya BURUAN LULUS, WISUDA, TERUS NIKAH!"

Putri : "ya mau nikah juga nikah ama siapa MAMAAAA? Nikah ama CICAK CICAK DI DINDING?"
Mama : *hening*
Putri : *hening*

Mama : "kenapa harus cicak ya, Put?"
Putri : ................... 


begitulah kurang lebih analogi dari situasi kekinian. Ibu panik menghadapi putrinya yang sudah berusia matang namun masih lajang. dan sang putri yang terdesak tentang masalah pernikahan cenderung menanggapi sekenanya, asal-asalan

lalu berlanjut pada pernikahan yang dipaksakan. anak mencari jodoh asal-asalan, sedapatnya,  karena orangtua sudah mendesak dengan brutal, tak jarang orangtua bahkan turut turun tangan dengan jalan menjodoh-jodohkan. beruntunglah jika segala keterburu-buruan tersebut berakhir pada pernikahan bahagia. lah kalau nggak? 

dan begitu berakhir nggak bahagia, paling endingnya muncul penyesalan serupa:

"kenapa harus sama dia dan akhirnya begini ya?" = "kenapa harus cicak ya, Put?"


2 komentar:

  1. "kenapa harus sama dia dan akhirnya begini ya?" = "kenapa harus cicak ya, Put?"
    Suka endingnya :)))

    BalasHapus
    Balasan
    1. Maaci maaci (づ ̄ ³ ̄)づ

      Pengen menggalakkan one posting a day nih 😝

      Hapus

thank you for coming reader |read my older posts please | nhaz montana