26 Februari 2015

Dragoste.


"jika ada yang lebih setia daripada matahari yang menyinari bumi dan harum yang selalu mengindahkan melati, itu adalah aku yang menantimu." 

Sebuah Lacat baru saja diucapkan oleh seorang pria di depan panggung Deciziilor. Panggung pengambilan keputusan bagi pria. Pria dengan setelan jas hitam dan dasi berbentuk unik kebangsawanan melekat indah di tubuh gagah sang pria, Edgar Mauritz. Dari sekian jumlah orang yang memenuhi aula, seorang perempuan memulas wajahnya dengan senyum, senyum kemenangan. Ramoona berdiri dan menjawab Lacat tersebut dengan Cheie yang telah ia persiapkan.

"akulah mempelaimu, darah cinta yang akan mengaliri jiwamu, tubuh yang tak akan lelah menggenggam kesetiaan dan kepercayaan darimu, aku Ramoona menunggumu menyematkan cincin dengan hati bergemuruh bangga." 

Setelah kata terakhir terucap dari mulut Ramoona, ruangan menjadi begitu riuh dengan berbagai pemikiran dan celoteh, beberapa orang di aula menyayangkan kesediaan Ramoona mempersembahkan hidupnya untuk Edgar. Sangat menyayangkan. Sisanya terlihat tercengang tanpa ekspesi yang jelas. Nampaknya hanya Ramoona dan Edgar lah yang sanggup tersenyum dan merasa awal kesempurnaan hidup telah mereka raih.

***

Di desa Gustsat, hari setelah malam perjodohan, seluruh warga akan mengadakan pesta tahunan. Semua pekerjaan akan ditinggalkan dalam waktu 10 hari untuk menjalani pesta persatuan. Perayaan mempersatukan dua insan yang akhirnya memutuskan untuk saling melengkapi dan menyempurnakan.

Kemarin malam adalah malam merah, yang ditandai dengan peralihan musim panas matahari ke hujan salju. 4 bulan musim panas telah terlewati dan diakhiri dengan matahari yang bersinar merah selama sepekan. Leluhur desa Gustsat mengatakan bahwa matahari merah di akhir musim panas terjadi akibat penyatuan dewa cinta dan dewi kesuburan, penyatuan yang disaksikan oleh sang matahari berjuta-juta tahun yang lalu. Setelah menjadi saksi dari penyatuan indah tersebut, matahari akan beristirahat sejenak dengan meredupkan sinarnya dan mengizinkan salju turun menghiasi bumi, mempercantik malam-malam penyatuan para penghuni bumi dengan butirannya yang berwarna merah muda. Karena itulah di desa ini, malam perjodohan harus diadakan di malam terakhir musim panas sebelum esok turun salju.

Di sebuah rumah, Ramoona sungguh kepayahan menyiapkan kue dragoste dalam jumlah besar untuk sajian para tamu undangan. Dalam kepayahannya, Ramoona masih sanggup merasakan buncah bahagia akibat lamarannya diterima oleh Edgar, pria yang setengah mati ia cintai, yang selalu ia sebut namanya ketika Ramoona memohon pada dewa dewi kehidupan. 7 hari sebelum malam perjodohan, ketua desa telah mengumumkan bahwa malam perjodohan akan segera dilaksanakan, dan agar para wanita mampu mempersiapkan kue dragoste andalannya masing-masing untuk meminang sang pria yang diinginkan. 

Desa ini memiliki adat perjodohan yang berbeda dari lainnya. Seluruh penghuni desa sangat memuja kue, mereka tidak akan sanggup jika harus hidup tanpa makan kue dalam sehari. Di malam pergantian tahun, akan ada pesta penyambutan sang dewa kesejahteraan, dan para wanita yang sudah menikah di desa akan bersama-sama membuat kue bulan raksasa berwarna biru, warna sang dewa kesejahteraan. Masih ada beberapa perayaan di desa ini, namun yang paling dinanti adalah pesta persatuan dan malam perjodohan. 

Menghadapi malam perjodohan, para wanita lajang berusia matang untuk menikah serta memiliki calon mempelai pria yang diidamkan diharuskan membuat kue dragoste. Kue berwarna merah menyala simbol cinta kasih dan warna sang dewa cinta, dengan krim putih lembut di bagian tengah kue, warna sang dewi kesuburan. Kue tersebut tidak memiliki resep bahan khusus, jadi diperlukan insting yang sangat kuat dari tiap wanita untuk membuatnya, karenanya rasa satu kue dragoste dengan kue dragoste lainnya akan selalu berbeda. Setelah membuat kue dragoste, para wanita diharuskan menyajikannya dengan tatanan yang menyimbokan kepribadiannya, boleh menghiasnya dengan bunga, dedaunan, madu hutan, minuman dari rempah-rempah, apapun. Para wanita bisa menghiasnya dengan apapun sekehendak hatinya. Di bawah kue tersebut akan diselipkan sebuah kertas yang berisi Lacat atau kalimat yang harus diucapkan oleh sang pria, dan Cheie yang kelak akan diucapkan oleh sang wanita di malam perjodohan, serupa teka-teki yang hanya akan diketahui oleh penerima kue dan pembuat kue. Setelah kue dragoste siap, kue tersebut dikumpulkan di balai ketua desa, diambil dari tempat sang wanita dan diantar kepada sang pria oleh orang-orang terpilih di desa. Sehingga sang pria calon mempelai yang tertuju tak akan tahu kue mana dibuat oleh siapa. Para pria calon mempelai seringkali menerima kue dragoste lebih dari satu, karenanya ia harus memilih dengan teliti sebelum membacakan Lacat  di malam perjodohan. 


Edgar adalah duda berusia 30 tahun, istrinya meninggal karena kecelakaan kereta saat akan kabur dengan pria selingkuhannya. Karena pengkhianatan sang istri tersebut, Edgar merasa ia sungguh tak layak mendaftarkan dirinya sebagai calon mempelai pria. Apa yang menimpanya adalah aib di mata banyak penghuni desa. Edgar dianggap tidak mampu menjadi pria sejati karena istrinya berpaling. Sungguh ironi. Namun adat tetaplah adat dan di desa Gustsat  ini tidak boleh ada lelaki yang melajang terlalu lama, karena ia akan dianggap mangkir dari kewajibannya jika memutuskan tak menikah. Dan demi memenuhi adat tersebut sebelum usianya jauh lebih tua dan tak mampu menghidupi sebuah keluarga (sekalipun hal itu tak mungkin karena Edgar berasal dari keluarga pedagang dan bangsawan yang sangat kaya raya), Edgar memutuskan untuk mendaftarkan namanya tahun ini pada ketua desa. Ia mendaftar dan tanpa berbekal permohonan pada sang dewa dewi kehidupan, ia begitu marah pada mereka yang mengambil kehidupannya dengan merenggut kesetiaan istrinya. Edgar mendaftar tanpa membawa harapan apapun. 

Ramoona, gadis desa yang sangat dipuja banyak pria. Dengan rambut berwarna madu yang cerah dan sangat indah, senyum yang tak pernah pudar melengkapi kecantikan wajahnya, tubuh yang sintal namun berlekuk sempurna, Ramoona sudah membuat banyak pria tergila-gila dan bertekuk lutut kagum. Semua orang boleh begitu hafal dengan fisik dan keindahan yang Ramoona miliki, tapi tak seorangpun yang tahu apa isi hatinya. Sudah sejak bertahun-tahun yang lalu, Ramoona begitu mengagumi Edgar, jauh sebelum Edgar menikah. Dan ketika Ramoona mendengar kabar bahwa Edgar dikhianati, hatinya begitu marah, mendidih murka mengutuki tingkah sang istri yang tak bisa menjaga kepercayaan Edgar. Dalam amarahnya, kemudian Ramoona merasa begitu berterima kasih karena ia jadi memiliki kesempatan untuk memenangkan hati Edgar karena kematian istrinya yang terkutuk itu. Dan tahun ini, setelah Ramoona tahu daftar calon mempelai pria, ia merasa sekarang adalah kesempatannya untuk mempraktekkan resep kue dragoste yang ia pelajari dan mempersembahkan untuk Edgar. Semoga ia lah yang dipilih, semoga Ramoona yang menjadi pendamping terakhir bagi Edgar tercintanya.

***

"apakah kamu sungguh mencintaiku, Ramoona?"

"jika jiwaku harus dipersembahkan untuk membuktikan kesungguhanku, aku bersedia, Edgar."

"jangan pernah meninggalkanku, aku sangat menggilai dragoste ini, berharap mati dengan mengenang lembut dan cita rasa dragoste darimu, lalu tenang di pangkuanmu."

Ramoona hanya tersenyum dan berlinang air mata bahagia, ketika akhirnya Edgar menyematkan cincin berwarna merah di jari manisnya, cincin penyatuan cinta mereka. 

Aula seketika dipenuhi dengan bahagia, banyak tepuk tangan mengiringi langkah mereka menuju pintu keluar dan mengendarai kereta kuda menuju rumah pengantin. 

***










#NulisKamisan #3, foto oleh @nabilabudayana
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

thank you for coming reader |read my older posts please | nhaz montana