13 Februari 2017

Tumbler dan Nomor Ponsel


*sebuah café di Surabaya*
“Ice black coffee, gula dipisah, take away, ini tumbler saya. Ah sama spicy tuna sandwich boleh deh.”
“OK, totalnya 36.000”

--
*Menunggu dalam diam*
“Tumblernya beli di mana, Mba?”
“Eh…… kenapa emang?”
“Bagus.”
“Mau? Ambil gih, tapi tukar sama nomor handphone masnya ya!”

Dia tersenyum,
Saya bahagia.

--
“Ini pesanannya.”
“Makasi” 

Saya senyum, dia senyum.

--
*Di mobil*
Karena penasaran, saya buka plastik pembungkus makanan yang saya pesan tadi.




Dia memberi saya nomor ponselnya.

Tuhan Maha Baik.

Memberi secercah bahagia di tengah hati yang sedang patah-patahnya.


---


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

thank you for coming reader |read my older posts please | nhaz montana