31 Oktober 2017

Sendirian






Akan ada satu masa kamu sedang sibuk memasang senyum bahkan tawa,
Bukan karena bahagia, bukan karena baru saja dihujani rejeki.
Tapi karena setengah mati kamu menutupi sekian banyak luka dan lara,
Karena mau tak mau kamu harus menelan semuanya seorang diri.

Kamu akan tersenyum seolah semuanya sangat baik-baik saja,
Bahwa otakmu sedang logis-logisnya,
Bahwa hatimu sedang mekar-mekarnya,
Dan bahwa jiwamu sedang tenang-tenangnya.

Kamu hanya harus berbuat demikian
Bukan atas maumu, bukan atas kehendakmu
Tapi atas besarnya cintamu pada mereka yang sedang duduk di hadapan
Mereka yang sedang mencurahkan berbagai masalah sembari tersedu

Mana sempat kamu terisak menumpahkan air mata atas masalahmu jika di depanmu ada mereka yang sedang butuh-butuhnya perhatian, pelukan, dan sebaris dua baris masukan darimu?

Dan di situlah Tuhan menunjukkan caranya bertahan,
Tuhan ingin kita jadi lebih kuat,
Tuhan ingin hati kita belajar banyak hal,
Tuhan ingin kita bersabar,
Tuhan ingin kita bersyukur,
Tuhan ingin kita kembali padaNYA melalui doa-doa.

Doa-doa yang kemudian akan dilantunkan di ujung ruangan,
Doa-doa yang tersampaikan dalam hening dan tenang,
Doa-doa yang terucapkan sekalipun terbata-bata,
Doa yang kemudian memperkuat ikatan antara kamu dan Tuhanmu.

Dan pada akhirnya, kamu, Sayang; tidak akan pernah sendirian.
Tidak akan pernah dan jangan pernah merasa bahwa kamu sedang sendirian,
Karena apapun keadaannya, kamu akan selalu memiliki Tuhan.

--








Tidak ada komentar:

Posting Komentar

thank you for coming reader |read my older posts please | nhaz montana