22 Februari 2019

Gimana ya perasaannya?


"Gimana ya perasaan perempuan yang menjadi selingkuhan atasan sekantor ketika sedang di acara Family Gathering?"
"Gimana ini gimana ya maksudnya?"
"Ya, emang dia ngga tergetar gitu hatinya? Liat atasan yang selama ini selingkuh sama dia, atasan yang selama ini nakal sama dia, sekarang lagi ketawa bahagia sama istri dan anak-anaknya/"
"Mmmm bisa jadi tergetar bisa jadi makin nanjak PD-nya."
"Maksudnya?"
"Ya kalau selama ini perempuannya jadi selingkuhan karena dia emang cinta, mungkin dia akan tergetar, sedih, merasa rapuh seketika, dan semua emosi yang arahnya nangis aja pokoknya. Tapi kalau perempuannya emang punya bibit sundal ya girang aja, malah makin menjadi karena merasa hebat berhasil membuat lelaki, suami, dan bahkan seorang ayah rela berpaling demi dia."

Berikutnya perbicangan Saya dan Nourah, teman saya, dikelilingi dengan topik lainnya yang terlintas di kepala. Membahas politik, harga rate hotel di Manado, harga hotel di Yogyakarta, kenapa ada bunga yang dinamakan bunga bangkai, meme yang bertebaran di Twitter, hingga tips memilih conditioner rambut anti rontok. 

Sekian banyak topik perbincangan dan sesampainya di rumah, saya hanya berpikir tentang satu topik tadi. Perselingkuhan. 

Pulang dan menemukan sebuah tweet lama yang diunggah ulang dan muncul di linimasa twitter saya. 

 

Saat membacanya, saya tersenyum. Menerima apa yang pengalaman saya coba berikan pada ingatan. 

Saya pernah di posisi perempuan yang memacari suami orang dan tidak hanya sekali. Parah. Iya.
Namun dari semuanya, saya tidak pernah berharap ia berpisah dengan pasangannya, saya tidak ingin ia berpaling dan meninggalkan keluarganya. Saya hanya ingin dia tetap di sana dengan perannya. Saya hanya ingin kami berdua menikmati apa yang disebut CINTA sekalipun semua orang bilang, ini terlarang. 

Saya selalu beranjak khawatir ketika ia mulai lebih sering menuju pada saya daripada pada istrinya. 
Saya tidak suka ia mulai merangkai susunan mimpi memiliki masa depan dengan saya. 
Saya benci ia mencintai dan menginginkan yang lebih dari sekedar Hubungan Tanpa Status. 
Saya enggan membahas ikatan. 

Singkatnya, saya selalu berharap hubungan kami segera usai. 
dan ketika saya berharap 'kami' segera usai, maka saat itulah petaka terjadi. 

Ia meninggalkan istrinya, 
Ia melupakan keluarga kecilnya yang bahagia,
Keluarga kecil impian semua orang.

Setengah mati, saya mencoba mengembalikan ia dan istrinya agar bersama, 
Hasilnya sama: GAGAL. 

Ia teguh dengan keinginannya berpisah. 

Ya sudah. Terserah.
Ia berpisah dengan istrinya, 
Saya juga memilih berpisah dengannya. 

Ada dua yang kemudian terasa sangat PASTI.
1. Perselingkuhan selalu menghancurkan. 
2. Ketika memilih menjalani perselingkuhan dan kemudian ia memilih menyudahi hubungan dengan pasangannya demi memilih bersamamu, bukankah adrenalin dari selingkuh kemudian menjadi tiada? 

Dan kepada korban perselingkuhan, berpikirlah dua bahkan ribuan kali sebelum memilih melanjutkan hubungan dengan pasanganmu yang pernah berselingkuh karena ia sedang mengidap penyakit kronis yang dampaknya bisa menyakitimu luar dalam dan jiwa raga. 

Lanjutkan hanya jika kamu siap tersakiti, lagi, lagi, dan lagi..

--

Di saat pakar romansa atau dating coach berpesan agar jangan berharap selingkuhanmu meninggalkan istrinya karena itu tidak mungkin terjadi, pengalaman saya yang berulang justru memberikan pesan yang berlawanan. 

Di saat saya berharap ia terus dengan pasangannya, saat itulah ia berpisah. 

Mungkin intinya, jangan berharap pada manusia

---

Saya merebahkan badan seusai mandi dan bersiap tidur, kemudian sebuah pesan masuk ke ponsel saya. Dari Nourah.

"Nhaz, aku butuh saran. I'm having an affair with my boss. And it hurts seeing him sooo happy with his wife. it hurts me so bad, i can't breathe...."

Sepertinya jam tidur saya mundur lagi.. 
 
---



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

thank you for coming reader |read my older posts please | nhaz montana