20 Agustus 2019

Lima Hari Setelah Tanggal Usai




Seharusnya tidak boleh lagi menghubunginya.
Saya harus setia pada ikrar saya sendiri.
Tapi PMS selalu menghadirkan kisahnya sendiri.

Sudah setahun belakangan, siklus haid selalu berantakan.
Berantakan hingga aplikasi di handphone bahkan sudah tidak bisa diandalkan. 
Tapi saya selalu bisa mengira-ngira kapan tanggal saya datang. 
Saya merasakannya melalui dia. 

Dia tiba-tiba begitu terasa nyata di dalam mimpi. 
Dia tiba-tiba muncul dalam imajinasi terliar.
Dia dan segala detail fisiknya kembali mencuat di bayangan,
Dia yang selalu bisa membangkitkan gejolak panas di bawah sini.

--

5 hari setelah tanggal saya usai.
"let's have dinner!"
"tomorrow yah!"
"ok, call you later."

--

Setelah makan malam, kami akan berkeliling kota bahkan ke luar kota untuk saling mengulur waktu. Sejatinya, kami sama-sama tidak ingin perpisahan datang terlalu cepat. Tidak ingin malam menjadi larut terlalu cepat. Malam ini ia yang memegang kendali. Ia mengarahkan mobilnya memasuki sebuah bangunan yang berjarak 2 km dari rumah saya. Sebuah apartemen. 

Kami melepas rindu.
Mari tidak perlu kita bahas aktivitas apa saja yang masuk dalam definisi "MELEPAS RINDU"

Kami bersandar di ranjang sambil berpura-pura fokus pada tayangan televisi.
Ia beranjak mengambil dua botol soda dan menyerahkan satu pada saya. 
Saya tahu ini saatnya kami berbincang tentang apapun yang tak masuk akal.
"Kalau kamu memiliki uang yang berlimpah, apa keinginan terpendammu yang pertama kali pengen kamu wujudkan?"

"Menyewa sopir pribadi."

"Serius? kamu ngga punya impian yang lebih mahal gitu?"

"kamu bilang pertama kali yang ingin saya wujudkan ya kan? sopir pribadi. saya capek nyetir sendiri ke mana-mana."

"usia menggerus staminamu ya?"

"yang baru saja kita lakukan tidak mendefinisikan usia saya yang menggerus stamina ya!"

"bukannya kamu seneng nyetir sendiri ya? kayaknya dulu kamu pernah bilang gitu deh."

"well, people change, Dear. Dulu memang iya, tapi semenjak saya ngga pernah nangis lagi, rasanya nyetir sendiri jadi kurang menyenangkan. Di antara semua hal berbau kesendirian, nyetir sendiri kayaknya yang paling ngebosenin. Kalau kamu? apa yang akan kamu wujudkan?"

"menculikmu dan memulai semuanya di tempat yang jauh dari semua orang yang kita kenal."

"ah. karena ini adalah obrolan kita yang ngga masuk akal, that's ok."

"saya serius. kalau saya punya banyak uang, saya bakalan bawa kamu dan anak saya pergi dari Surabaya. Kita mulai semuanya bertiga dari nol."


Saya menyibakkan selimut, 
Mandi dan bergegas memesan taksi. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

thank you for coming reader |read my older posts please | nhaz montana