22 September 2020

Gelap, tenang, dan bebas

 


 

17 September 2020

 

Hari ini seharusnya menjadi hari yang cerah dan membahagiakan,

Namun saya paham betul, belum saatnya saya merasa bahagia,

Terutama selama masih ada kamu di sekitaran.

 

Perempuanmu mengirim pesan pribadi di akun Instagram saya,

Tidak kaget, tapi tidak menyangka pula.

Ia menanyakan perihal foto di dompetmu.

Kami berbincang selama 55 menit 20 detik pagi itu.

 

Darinya saya mengetahui banyak hal, terlalu banyak.

Saya tahu bahwa selama ini saya menyayangi pengkhianat.

Saya kira keseluruhanmu hanya terangkum menjadi manis dan hangat,

Yaaa paling jelek adalah pembohong.

Pengkhianat benar-benar jauh dari radar penilaian saya.

 

Darinya pula saya tahu bahwa saya adalah kesalahan yang setengah mati kamu sesali.

Kamu dengan tanpa ragu menempatkan saya di posisi pihak ketiga, 

Dari penuturannya, saya tiba pada satu kesimpulan,

Pepatah “buah jatuh tak jauh dari pohonnya” terwujudkan jelas padamu.

 

Pagi yang seharusnya cerah,

Kini menjelma GELAP.

 

Namun mendengar cara perempuanmu berkisah,

Demi Tuhan saya bahagia,

Karena akhirnya saya bisa menjalani hidup tanpamu.

Melepasmu menghadirkan sebaik-baiknya TENANG.

 

Pagi itu,

Berani memilih jalan yang berbulan-bulan ragu untuk saya jalani.

Jalan BEBAS tanpa namamu di kehidupanku.

 

 --


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

thank you for coming reader |read my older posts please | nhaz montana