17 Maret 2012

Kamis senja

belum pernah saya menikmati tantangan yang segila ini,
bermain-main diantara hati, pekerjaan, ego, dan liar.

dimulai di sebuah kamis senja, 
masih di tempat yang dilarang ada bosan,
saya dan beliau memulai sebuah tantangan,

dan saya berharap, 
kami masih sama-sama berstatus sukarelawan,
jangan sampai berakhir korban :)

me, him, and *wild*

15 Maret 2012





si bosan tak boleh ada disini, diruang ini, ditempat ini.

14 Maret 2012

j o d o h (?) (!)


jodoh . . .
ada yang begitu percaya diri memutuskan bahwa seseorang yang sedang mendampinginya sekarang adalah jodohnya,
ada juga yang begitu curiga perkara jodoh, terlalu takut memulai dan menghindari kegagalan. 

dipandangan banyak orang, jodoh adalah pendamping kita dalam urusan cinta pada lawan jenis.

ada pula beberapa pandangan lain tentang jodoh yang baru semalam saya tangkap.
jodoh ya takdir.
kita bersama dengan ibu dan ayah kita, itulah jodoh.
kita berteman dengan si A dan si B itulah jodoh.
kita bersahabat dan pernah menjalin hubungan cinta dengan ini dan itu, dinamakan juga jodoh.

jodoh adalah pertemuan, takdir, ditentukan.

untuk pembahasan dengan cinta,
saya masih belum menemukan titik temu definisi jodoh.

apakah orang yang kita nikahi dinamakan jodoh ? 
lalu mengapa ada perceraian ? 

apakah yang setia menemani kita sampai mati baru bisa dinamakan jodoh ?
artinya kita baru tau siapa jodoh kita setelah kematian datang diantara kita, serupa cerita pak BJ Habibie ?

bagaimana jika setelah perceraian, ada pernikahan lagi, dan kemudian bertahan sampai mati ?
terlalu pelik ya untuk menemukan siapa jodoh kita jika memang begini jalannya ?

seorang teman bercerita pada saya mengenai caranya mencari sang jodoh.
ia baru saja lulus perguruan tinggi dan masih enggan mencari pekerjaan apalagi menggapai kesuksesan, sebelum ia menemukan jodohnya.
aneh. itulah yang pertama muncul dibenak saya.
dan asal anda tahu, teman saya ini seorang lelaki.
akhirnya saya tahu dasar pemikirannya, 
ia ingin menemukan jodohnya sebelum ia mulai "melangkah" dikehidupan yang sesungguhnya, 
karena ia tak mau ditinggalkan, ia ingin yang menemaninya kelak adalah yang sudah melihat kondisi terburuknya sekarang, 
ia ingin seseorang menemaninya berjalan menggapai kesuksesan, bukan menerimanya disaat ia sudah memiliki posisi aman dan berjaya,
karena jika ia menemukan jodohnya disaat ia sudah diposisi aman, dan kemudian ia terjatuh, sang jodoh bisa saja berlari pergi dan menjauh.
seperti beberapa cerita anggota dewan yang saat bangkrut, istri dan anaknnya pergi meninggalkannya.

itu cara teman saya menemukan jodohnya.

saya dan dia justru bertolak belakang,
ada saat dimana saya muak dan bosan mencari sang jodoh,
karena beberapa kali gagal menjalin hubungan adalah salah satu alasan saya.
pernah menemani seseorang dititik  terendahnya, dan begitu ia berada diposisi tertingginya, 
ia mencari yang lain dan meninggalkan saya.
(tentu saja ada kemungkinan alasan lain penyebab ia pergi)
pernah pula saya menerimanya dikondisi apapun karena iapun (awalnya) terlihat mampu menerima saya disegala kondisi, tapi toh akhirnya saya dicurigai bahwa saya tidak tulus menerima dia apa adanya, lucu ckckck. 
saya perempuan, saya tidak bisa terus diam dan menunggu kedatangan sang jodoh,
saya tidak bisa menunggunya datang tanpa berjalan, 
tanpa bekerja,
tanpa melangkah menuju cita-cita saya.
mencari yang bisa menerima saya diposisi terendah saya sekarang adalah hal yang agak mustahil.
beberapa kali saya coba dan terus gagal membuat saya bosan dan malas mencari.
karena saya tidak bisa menemukan sang jodoh yang mau menerima saya dititik terendah saya, 
saya akan melangkah menuju titik tertinggi yang bisa saya gapai sembari melupakan perkara jodoh :)

mengikuti kata tetua sajalah ya,
"jodoh nggak usah dikejar, nanti juga datang sendiri."
 kok keliatannya lebih aman dan santai :p

daripada seperti langkah saya sebelumnya, mencari dan menemukan sang jodoh.
lelah dan membosankan.

anda bagaimana ??


thank you for coming reader |read my older posts please | nhaz montana