23 Februari 2016

Penenang



Allah SWT. berfirman:

"Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah untuk wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula)...." 
(QS. an-Nur [24]:26).

***

Setelah sekian lama waktu yang saya habiskan untuk meminta petunjuk pada Allah tentang bagaimana kiranya agar hati ini tenang dan berdamai dengan masa lalu. Saya paham melupakan ia yang pernah memenuhi hati saya pastilah tidak mudah, tak mungkin bahkan. Tapi jauh di lubuk hati, saya percaya bahwa saya pasti bisa beranjak, memaafkan semuanya dan akhirnya berdamai dengan segala sayatan-sayatan luka hati. 

Terlalu banyak pertanyaan berawalan "mengapa" yang muncul tak henti.
Mengapa ia begitu mencintai perempuan yang sama sekali tak mencintainya?
Mengapa ia mengabaikan saya yang bisa menerimanya dengan segenap jiwa?

Sampai pada akhirnya saya menemukan firman dan janji Allah di atas.

Dalam keadaan biasa, mungkin penggalan surat di atas hanyalah terbaca tanpa makna yang mendalam. Tapi saat saya membacanya barusan, saat saya sedang mendambakan petunjuk, hati saya terketuk. Sedih, getir, sakit, lega, syukur, bahagia dan haru seketika terasa bercampur jadi satu. Bagi saya penggalan surat tersebut adalah segala jawaban. SEGALA JAWABAN.

Dia memilih perempuan yang lain, karena memang perempuan itulah yang menurut Allah pantas untuknya.
Saya dipisahkan dengannya, karena menurut Allah saya memang tidak pantas untuknya.

Definisi pantas?
Hanya Allah yang tahu bagaimana definisi pantas dan tidak pantasnya. 

Barangkali di saat ini, begitulah kesimpulannya,
Di saat yang sekarang, kami bukanlah dua makhluk yang pantas untuk bersama.
Di masa yang akan datang? Lillahita'ala...

Dan saya percaya pada janji Allah SWT, bahwa kita akan mendapatkan apa yang pantas untuk kita dapatkan, dan jikapun tidak sesuai dengan yang kita harapkan, pasti selalu ada hikmah dan kebaikan di baliknya. Pasti.

Tugas saat ini hanyalah terus istiqomah menjadi lebih dan lebih baik lagi, sekecil apapun itu.
Dan sebaik-baik penenang adalah Allah SWT. 

05 Februari 2016


"... Saya serius sama kamu, setelah semua masalah ini selesai, baru kita akan membicarakan pernikahan kita. Kita pasti menikah."

***
Aku tahu itu tak mungkin terjadi.
Terlalu jauh di luar nalar.
Dan aku tak percaya.
Tapi kala itu, hati ini dijatuhi cinta.
Dalam ketidakpercayaanku pun,
Aku tetap bahagia
Bahagia mendengarmu mengucapkannya,
Sekalipun sekedar untuk memuaskan angan-anganku.

04 Februari 2016

Jenuh


Di ketiadaanmu, akhirnya sama saja, 
Aku kembali lagi merasakan hal yang sudah sudah.
Aku merindukan kebrengsekanmu.
Merindukan cara kurang ajarmu membuatku menanti.
Merindukanmu yang tak tahu malu memintaku begini dan begitu,
Kemudian setelahnya pergi begitu saja seolah tak berbuat apa-apa.

Setiap kali aku meninggalkan rumah, 
Kebodohan mulai kulakukan berulang-ulang.
Mencari pakaian sebaik mungkin,
Memilih sepatu atau alas kaki yang sesuai,
Memadu-madankan dengan tas tangan,
Berdandan secantik mungkin,
Ya, apapun itu agar aku tak sedikitpun memiliki celah.


AGAR,
Ketika tanpa sengaja bertemu denganmu,
Penyesalanlah yang kemudian meracuni pikrian dan hatimu

Semenjijikkan itu perempuan manakala patah hati namun masih diselubungi harap. 

Berulang kali pula ketika aku sedang diam di sebuah cafe atau restoran seorang diri,
Aku tak akan lupa mengambil buku atau bahan bacaan apapun, 
Bukan karena kegilaanku pada kebiasaan membaca, 
Aku tertunduk dan memaksa mata hanyut pada lembar demi lembar bacaan,
Supaya mataku tak berulang kali menatap pintu masuk,
Menatap pintu bermodal harapan "barangkali keajaiban mengirimkanmu datang tanpa sengaja"

Jenuh sekali, Sayang, hidup diliputi harapan-harapan yang mustahil terkabul.
Jenuh.

Tapi aku bisa apa?
Kelenjar cinta dan benciku barangkali memang berasal dari satu sumber. 
Yang barangkali ketika benar kita tak sengaja bertemu, 
Entah mana yang akan mencuat ke permukaan terlebih dulu,
Apakah dalamnya cintaku?
Atau luasnya kebencianku?


 ****

Rindu.

thank you for coming reader |read my older posts please | nhaz montana