Akan ada satu masa kamu sedang sibuk memasang senyum bahkan
tawa,
Bukan karena bahagia, bukan karena baru saja dihujani
rejeki.
Tapi karena setengah mati kamu menutupi sekian banyak luka
dan lara,
Karena mau tak mau kamu harus menelan semuanya seorang diri.
Kamu akan tersenyum seolah semuanya sangat baik-baik saja,
Bahwa otakmu sedang logis-logisnya,
Bahwa hatimu sedang mekar-mekarnya,
Dan bahwa jiwamu sedang tenang-tenangnya.
Kamu hanya harus berbuat demikian
Bukan atas maumu, bukan atas kehendakmu
Tapi atas besarnya cintamu pada mereka yang sedang duduk di
hadapan
Mereka yang sedang mencurahkan berbagai masalah sembari
tersedu
Mana sempat kamu terisak menumpahkan air mata atas masalahmu
jika di depanmu ada mereka yang sedang butuh-butuhnya perhatian, pelukan, dan
sebaris dua baris masukan darimu?
Dan di situlah Tuhan menunjukkan caranya bertahan,
Tuhan ingin kita jadi lebih kuat,
Tuhan ingin hati kita belajar banyak hal,
Tuhan ingin kita bersabar,
Tuhan ingin kita bersyukur,
Tuhan ingin kita kembali padaNYA melalui doa-doa.
Doa-doa yang kemudian akan dilantunkan di ujung ruangan,
Doa-doa yang tersampaikan dalam hening dan tenang,
Doa-doa yang terucapkan sekalipun terbata-bata,
Doa yang kemudian memperkuat ikatan antara kamu dan Tuhanmu.
Dan pada akhirnya, kamu, Sayang; tidak akan pernah
sendirian.
Tidak akan pernah dan jangan pernah merasa bahwa kamu sedang
sendirian,
Karena apapun keadaannya, kamu akan selalu memiliki Tuhan.
--