19 Desember 2013

Surat Terakhir


Surabaya, 19 Desember 2013

Surat ini tak akan kubuat menjadi beberapa bagian. Hanya satu ini.
Surat pertama dan terakhir. Satu-satunya surat.
Surat yang akan menandakan bahwa kamu sempat ada dalam takdirku.
Surat pelepasan, surat sebelum aku benar-benar melangkah dalam IKHLAS.

Sekarang atau bahkan suatu saat nanti jika kita bertemu lagi, Sayang. kupastikan aku sudah dalam keadaan jauh dari terpuruk.
Aku sudah pasti akan baik-baik saja. Amat baik. Aamiin.

Dan kuminta, jangan pernah tanyakan padaku “Apa kabarmu Kirana?”
Kumohon, JANGAN.
Pertanyaanmu akan menjadi serupa palu godam, ah palu Thor yang akan menghancurkan kerajaan “BAIK-BAIK SAJA” milikku.

Malam ini, bulan yang sering kali kita jadikan bahan obrolan, nampaknya sedang malu menunjukkan wujudnya.
Atau mungkin bulan sengaja tak nampak karena ia ingin membantuku mengikhlaskanmu?
Hhmm.. konspirasi alam.
Surat ini adalah media terakhir di mana aku akan menyebut dan memanggilmu dengan sebutan “Sayang”, bukan lagi Rico Hadrian.


Masih jelas sekali ingatanku tentangmu yang sore itu membawa setangkai mawar merah dan sebuah coklat yang merknya masih sangat populer sampai sekarang, kamu menghampiriku di kantin seusai pelajaran sekolah. 

“Kiranaaaaaa” 
teriakmu teramat lantang yang sontak membuatku menoleh 

“ya? Napa Co?”

“Aku suka kamu. Aku pengen kamu jadi pacarku. Mau ya Ki?” 
pintamu sambil mengatur nafas setelah berlari entah sejauh apa dan memberikan mawar serta coklat padaku. Benar-benar pertanyaan tanpa basa-basi.

Aku yang di kala itu hanyalah seorang gadis kelas satu SMA yang sedang ingin-inginnya merasakan berpacaran, sudah pasti menjawab “IYA.”
Kemudian kususul dengan senyuman termanisku.
Senyuman optimis bahwa cintamu pasti tulus, pasti tak main-main.
Dan kamu sambut dengan pelukan gugup tapi hangat, yang kini kurasakan sebagai yang terhangat.


Hah.
Tahun 2003, bulan Februari, tanggal 12.
Kenangan itu masih lekat Sayang..
masih sangat lekat.
Kita yang masih sama-sama kelas satu SMA, memulai sebuah kisah kecil tentang cinta.
Cinta anak remaja. 
Cinta yang menyenangkan sekali.
Aku mengingatmu lengkap dengan kemeja putih seragam sekolah yang dikeluarkan, tak terlalu rapi di tubuhmu yang kurus kecil dengan tinggi yang lumayan itu.


Aah aku merindukan sosokmu yang itu,
Sosok yang hanya menginginkanku seorang untuk menjadi pengisi hati.
Sosok yang cintanya masih berkekuatan membuatku optimis bahwa kita akan selalu bersama.
Sosok kecil yang serampangan tapi memiliki senyum lepas memabukkan.
Sosok yang tak pernah berambut panjang, cukup 2 cm karena gerah sebagai anak basket.
Sosok yang selalu bangga saat menggandengku dan memperkenalkanku ke tiap teman-temanmu.
Sosok yang muak dengan pelajaran IPA dan hanya mendamba IPS IPS dan IPS. Ilmu Pengetahuan Sosial.
Sosok yang selalu menyukai semangkuk bakso dengan saus tomat 2 sendok makan lebih banyak ketimbang takaran kecap manisnya.
Sosok yang tiap kali bermain basket, tak pernah lupa melirik dan mengerlingkan mata ke arahku yang duduk di bangku penonton.
Sosok yang selalu berucap terima kasih saat satu kecup kecilku mendarat di pipi tirusmu.
Sosok yang seringkali jail melemparku dengan handuk kumal penuh keringat setelah latihan basket.
Sosok yang meyakinkanku bahwa Manajemen adalah jurusan paling tepat untuk dipilih dalam kolom pilihan lembar formulis SPMB.
Sosok yang berbahagia saat akhirnya kita berdua diterima di jurusan yang sama dan di universitas negeri yang sama pula.
Sosok yang selalu semangat menemaniku menyelesaikan tugas-tugas kuliahku.
Sosok yang kupercaya layak untuk kulampirkan di lembar persembahan tugas akhirku.
Sosok yang berbinar saat akhirnya kamu diterima di sebuah perusahaan besar di Ibukota.
Sosok yang tak lepas berkirim kabar sekalipun jarak sedang menghantui.
Sosok yang tak jenuh menanamkan percaya bahwa setelah mapan, kita akan bersanding bersama di pelaminan.
Sosok yang selalu ramah dan tak pernah menyakiti orangtua dan keluargaku.
Sosok yang turut berbahagia saat mendengar keputusanku untuk mengenakan hijab.
Sosok yang tak pernah lelah berdiskusi denganku tentang segala hal dalam hidup.
Sosok yang sering memain-mainkan jariku saat sedang bergandengan tangan kemanapun kita pergi.
Sosok yang hanya memain-mainkan jariku, BUKAN HATIKU.

Malam bulan Desember ini adalah malam paling dingin menurutku.
Beberapa negara yang tak pernah dikunjungi salju saja kini mendapatkan berkah hujan salju.
Kukira malam inilah yang paling dingin, sebelum akhirnya aku memejam dan merasakan hatiku.
Ternyata, hatiku jauh lebih dingin. Membeku. Hingga terluka dan hancur.

Sakitnya daging ayam yang dikoyak-koyak anjing jalanan, kurasa masih kalah hancur dengan hatiku saat ini.
Terkoyak oleh keputusan sepihakmu.
Keputusan untuk menyudahi kisah cinta kita setelah 10 tahun 10 bulan lamanya terjalin tanpa sekalipun putus. Harusnya itu ikatan yang kuat kan, Sayang?

Mereka bilang, 
“Yang nemenin pas seneng doang pasti kalah ama yang setia nemenin di saat jatuh dan susah.”

Hahahahaha :D

Kurasa mereka harus mulai berbicara denganku dan mendengar kisahku tentang satu hati yang setelah 10 tahun lebih berjuang bersama sejak susah dan belum jadi apa-apa,  ditinggal begitu saja dengan alasan cinta pertama yang hilang kini datang lagi.

Ya Tuhan, demi apapun aku menuliskannya sambil tersenyum dan menangis sekaligus.

Ya.
Akupun ingat jelas 7 hari lalu, kamu dengan mudahnya mengatakan bahwa hatimu sudah dipenuhi olehnya.
Perempuan cinta pertamamu,
Perempuan yang sudah sejak kalian bersama semasa TK telah menjadi tambatan hatimu,
Perempuan yang katamu paling cerdas dan baik ,
Perempuan yang saat di bangku SMP pergi meninggalkanmu tanpa pesan apapun,
Perempuan yang kemudian datang kembali setelah kita akhirnya bersama selama 10 tahun lebih lamanya,
Perempuan yang kamu biarkan masuk ke hatimu dan menghapuskan namaku di sana,
Perempuan yang selalu kamu lindungi bahkan dengan taruhan nyawamu,
Perempuan yang akhirnya menghapuskan ingatanmu akan adanya aku dalam hidupmu,
Anindita Hasna.

Jangan pernah minta aku untuk memaafkannya, karena ini bukan salahnya.
Ini juga bukan salahmu.
Ini salahku.
Salahku yang saat itu terlalu berharap padamu
Salahku yang membiarkan keseluruhanku bertumpu padamu
Salahku yang bersedia kamu ajak merancang masa depan indah
Salahku yang menganggap bahwa perempuan yang ada di saat susah adalah perempuan yang akan dipilih untuk jadi pendamping hidup
Salahku yang dengan bodohnya tetap diam selama 10 tahun berhubungan tanpa meminta status pernikahan
Salahku yang terlalu percaya diri bahwa hanya akulah perempuan tercintamu
Salahku yang terlanjur percaya bahwa perempuan itu hanyalah masa lalumu
Salahku yang tak mampu menjadi perempuan cerdas dan sebaik perempuan tercintamu itu
Semua ini salahku.
Berakhirnya kita adalah salahku.
Kecewanya aku adalah salahku.
Dingin dan hancurnya hatiku adalah salahku.
Hancurnya harapan orangtua dan keluargaku adalah salahku.

Cincin kecil yang sempat kamu berikan untukku, Sayang,
Cincin yang dibeli dari hasil keringatmu, dari gaji pertamamu,
Kini telah terdiam pilu di sebuah kotak kecil yang kunamai
“pertunangan yang kehilangan jalan”

Semua gambar dan potret kita selama ini, Sayang,
Potret tiap langkah dan momen bahagia kita,
Kini telah rapi kutata dalam sebuah album sendu yang kunamai
“terlupakan”

Dan sekarang,
Yang tersisa hanya ingatan dalam otakku,
Bantulah aku dengan terus mendoakan agar aku segera mampu mendapatkan kebahagiaanku sendiri.
Bantulah aku agar aku masih punya cukup tenaga untuk menenangkan orangtuaku yang terlanjur linglung oleh akhir kisah kita.
Bantulah aku dengan tak lagi menyakiti hati perempuan.
Bantulah aku dengan terus membahagiakan perempuan tambatan jiwamu.
Dan aku akan terus mendoakan kesuksesan dan kebahagiaan kalian.




Atas nama cinta,



Kirana Ermina




15 Desember 2013

Yogyakarta bersama mereka, @kopdarsurabaya.


haaeee, 
yak sebelum menulis lengkap, ijinkan saya yang sok sibuk ini minta maaf karena telat update blog tentang keriangan di Yogya pada akhir November kemaren.. :D

YOGYAKARTA.
satu kata dengan jutaan kisah. 
satu kota dengan milyaran makna.
satu nama dengan rindu yang tak terhingga.
tempat yang ditinggalkan agar kita dapat kembali lagi ke sana.
tiap jengkalnya adalah serpihan kenangan dan bulir-bulir alasan bahagia.

ini adalah satu dari banyak lembar cerita yang kelak akan saya tuliskan..

sebelumnya terima kasih untuk tim @kopdarsurabaya tersayang *group hugs*, terutama mas @frenavit yang baiknya ampun ampun deh dan semoga Allah membalas dengan lipat ganda kebaikan, makasih buat @bungmarchel si cantik nona finance yg dalam heningpun tetap paham kebutuhan kami, hihihi :D makasih buat bapak pimred @sayadito atas kesabaran extranya ngurusin kita dari cus sampai tiba lagi di Surabaya, makasih buat @azizhaddi yang aduhai sabar jadi mas photographer (ya sekalipun agak nggak asik karena pulang duluan #hih), makasih buat kak @rusabawean yang tanpanya apalah arti pertemuan kami semua ini #tsaaah, makasih juga buat @iimaimee dan @heiupit, duo hebring penambah warna dan keriangan, makasih buat kakak @RedhooSK8 temennya Upit yang baik banget jadi guide kita yang rewel ini (kita? atau saya doang yang rese?), makasih juga buat mas @diorres yang tetap stay di Surabaya buat mengamankan Surabaya hahahahahaa :)), makasih buat @IbnuWibowo yang nyusulin di hari Minggu dan nemenin sampe Senin balik ke Surabaya, makasih juga untuk semua sahabat baik dari dunia online dan offline saat di Yogyakarta yg banyaknya tak bisa disebut satu persatu. 

*panjang amat sambutannya kek kepala negara* 


perjalanan ini dimulai di Jumat siang, 29 November 2013.
janjian dulu lah ya, karena kita naik kereta ekonomi, meeting pointnya di Stasiun Gubeng lama.
yang berangkat dari Surabaya ada saya, mas dito, ima dan upit. mas aziz nyusul malemnya naik bis dan kuapok gak entuk colokan :))), kak ucha langsung dari jakarta, dan mas fre tiba esok harinya.

kereta berangkat sekitar jam 2 siang, duh lupa tepatnya. yang pasti tiba di Stasiun Lempuyangan Yogyakarta jam 20.37 WIB. wosaaaah apal dong karena dari sekian banyaknya naik kereta, baru itu yang nyampenya TIT ONTIME BOOOO.. 
*tepuk tangan* *tangan mantan* *lalu digaplok pacar*

selama di kereta, bosen juga lah ya beberapa jam duduk dengan sandaran yang tegak gitu, tapi karena saya nggak sendiri, jadilah keadaan terasa lebih menyenangkan, apalagi ada babygirl dan orangtuanya yang kebetulan duduk di sebelah kami, jadinya makin nambah deh hiburannya selain pemandangan selama perjalanan. 

yak! haram hukumnya perjalanan tanpa makan.. hwhahahaa :)) dan di kereta, kitanya berasa balapan makan.
  1. ima makan nasi pecel yang beli saat kereta berhenti di stasiun Madiun,
  2. upit makan nasi campur & nasi pecel madiun juga,
  3. mas dito makan nasi pecel dua bungkus. satu bungkus normal, satunya bungkusan jumbo yang belinya mesti turun dulu dari kereta dan nyamperin warung di stasiun yang pas saat mas dito beli, bel kereta tanda lanjut jalan udah dibunyiin dan sontak bikin kami bertiga teriak manggilin mas dito sambil panik. DRAMA sinetron bangeeet. nasi pecel porsi jumbo ini kita tahunya dari bapak yang kebetulan duduk di depan kita yang ukuran bungkusan pecelnya kok beda dari yang udah kita beli, kita belinya porsi XS, kecil banget. lah punya si bapak kayaknya mantap gitu.
  4. saya makan nasi goreng (yg kayaknya agak basi), nasi campur, dan nasi pecel.
HORAAAYY saya paling banyak!!
*tepuk tangan lagi* *sambil usep perut*

tiba di Yogyakarta, kami dijemput mas Redho, "temen"nya Upit. yang sekalipun lagi capek setelah pulang kuliah, masih baik banget sudi nemenin kita keliling Yogyakarta nyari makan malam, anterin ke hotel, dan jalan-jalan. BIG THANKS :D

rute pertama adalah naruh barang-barang kami sekaligus check in di hotel. hotel kami namanya Hotel House 24, di jalan Jogokaryan 24 Yogyakarta. hotel ini sepertinya memang hotel untuk para backpackers yang nyari penginapan dengan harga damai tapi tetap nyaman dan ber-AC. kalau kata upit, hotel ini pilihan tepat bagi para backpackers. :D monggo buat teman-teman yang lagi pengen hemat saat dolan ke Yogya dan gak bisa nginep di rumah saudara atau teman, bisa ke House 24.

kendaraan kita parkir di sebelah Gedung BI Yogyakarta, atau di Kawasan Titik Nol Yogyakarta, yaitu titik yang dijadikan patokan atau dasar untuk menentukan jarak antar daerah di dalam maupun luar kota Yogyakarta. dan di Surabaya sendiri, Titik Nol berada di halaman kantor gubernur Jawa Timur Jalan Pahlawan.




*balik lagi ke Yogya*
dari parkiran tadi, kita jalan nggak jauh ke arah alun-alun lor Yogya. sempat ngelewatin deretan penjual buku yang sempet bikin saya meleng karena penasaran ama bau-bau bukunya. awalnya saya kira itu penjual buku-buku lama yang koleksi bukunya udah nggak ada lagi di toko buku mall mall, eh tapi pas dilihat lagi ya nggak juga sih, banyak juga koleksi buku baru dan masih berbungkus plastik rapi. maksudnya kalau itu jual buku lama, kan saya jadi pengen hunting dulu bentar gitu. lanjut jalan, dan begitu sampai di alun-alun lor, woooooh baguuuuuss..

 kami di sekitaran pintu masuk alun-alun lor

 ini keraton di alun-alun lor



pasar malam selain menyediakan berbagai penjual dagangan mulai dari makanan, minuman, pakaian, mainan anak-anak, hingga pernak-pernik remaja, juga mengingatkan saya pada masa kecil, pasar malam dengan permainan atau wahana sederhana yang masih lengkap jenisnya.. uuuwaaaaahh hepi syekali.. 





di Surabaya, saya nggak pernah nemu lagi pasar malam dengan rumah hantu, boom boom car dan ombak banyu. palingan juga tinggal kincir angin itupun kecil banget, dan odong-odong. hiaaattss.. disana juga nemuin minimarket yang fleksibel, mobile minimarket kali ya namanya.. :))


berikutnya, kami lanjut makan ke Angkringan Gareng Petruk di Jalan Mangkubumi depan Kedaulatan Rakyat. Angkringannya sama aja sih ya kayak yang ada di Surabaya, cuma sorry to say, angkringan di sini masih nggak seenak angkringan di samping Stasiun Tugu. 


karena pas di sana kayaknya kita juga udah kemaleman jadinya menunya juga udah banyak yang habis, bahkan minuman yang awalnya pesen es teh manis jadi abis, ganti es jeruk eeehh abis juga, akhirnyalah pesen es milo karena hanya itu yang tersisa. dan dapet tempat duduknya di pinggiran jalan di dekat parkir motor. tapi eksis harus tetep lah yaa.. mana ini momen jarang kan kumpul ama temen kopdarsurabaya, jadi harus sebisa mungkin mengabadikan momen. 

mas dito, saya, mas aziz, ima, dan upit

nah itu mas Aziz udah nampak karena dia baru sampe dan langsung nyusulin kami di angkringan. setelah makan, rasanya rugi kalau nggak keliling bentar atau photo-photo, maka mas Redho yang baik inipun nganterin kami ke monumen tugu Yogyakarta yang iconic itu. 



berdasarkan koleksi foto dari saya sih cuma sedikit, kayaknya banyaknya di mas aziz atau upit deh.. :||

berikutnya kami pulang dan kembali ke hotel. langsung istirahat tanpa babibu, karena emang badan udah pada capek banget setelah perjalanan langsung jalan-jalan.


Hari kedua, Sabtu 30 November 2013
Pagi banget kami dibangunin kak Ucha, langsung sia-siap dan cuuus ke acara Blogger Nusantara 2013. acara yang seru banget yang mana di acara itu kami bisa ketemu dengan blogger dari berbagai daerah dan juga para onliners dan penggiat sosial movement. so proud to be there.

berangkat pagi banget naik taksi yang sejenis minibus tapi ternyata jok belakangnya dicopot, jadilah mas dito & kak ucha yang mengalah duduk ngglesot dari hotel ke daerah Joglo Abang yang baik kami maupun supir taksinya juga gak tahu di mana. bermodalkan peta dari panitia BN2013, sampailah kami ke sana sekalipun agak-agak bingung ntar gimana pulangnya, karena tempatnya agak ke pedesaan yang susah juga dijangkau taksi.



begitu sampai disana, dan ketemu jenk @niyasyah aaaakk syenangnya :3. lalu cus kita daftar dulu pake ngantri, tapi it's okelah karena sebagai warna negara Indonesia yang baik dan benar, kita emang harus memelihara sistem antri. #uopo..





sebenernya masih banyak foto-foto yang lebih seru saat BN2013, dan lagi-lagi kayaknya kesimpen di kamera temen-temen jadi saya adanya yang itu aja, insyaAllah ntar kalau udah ada fotonya, diupdate lagi yaa :D

weeets hampir lupa, di BN2013, kami juga ketemu ama mas Agus Mulyadi yang lagi naik daun dan terkenal di kalangan onliners karena kreatifitasnya di ilmu photo editing. :D 


mas Agus Mulyadi ini baik banget orangnya, begitu disamperin dan saya bilang ngajak foto, masnya senyam senyum langsung bersedia, hahahaha :D saya pribadi sih lebih suka foto bareng ama mas Agus gini daripada ama selebritis Indonesia. entahlah kenapa.. :|

oke, setelah merasa cukup reuni dan kumpul ama teman-teman di sana, sekitar jam 2 siang, kami memutuskan untuk cabut dan lanjut keliling Yogyakarta. dan JREEENG pertama kepikirannya adalah "ini naik apa kita hengkang dari Joglo Abang yang aduhai terpencil ini?" lalu mbak Niyasyah dan beberapa panitia yang baik menyarankan ke kita untuk telfon Jogja Transport Community karena selain mereka emang udah kerjasama ama panitia BN2013, harga mereka juga termasuk murah untuk sewa selama 12 jam. jadilah kami naik mobil rental tersebut, dan alhamdulillah supir, kendaraan, dan pelayanannya emang bagus.
perjalanan pertama, kami yang sejak tiba di Yogyakarta ini belum nyobai makanan khas sini, jadilah kami memutuskan untuk ke daerah Wijilan yang terkenal dengan kampung Gudeg, kita milih Gudeg Yu Djum yang hits dan fenomenal itu. hihihi :D

 ada pintu kayu yang kayaknya sebagai hiasan tapi oke juga buat foto :D





oke, sudah puas makan di sana, kami memutuskan buat main di Alun-alun Kidul Yogyakarta, yang konon kalau kita bisa berjalan dengan mata tertutup melewati jalan di antara dua beringin itu, permintaan kita akan terkabul. dan dasarnya kita emang banyak mintanya dan banyak pengennya, ya jelas giranglah diajak kesana.. hahahaha :)) dan kerennya adalah di antara kita semua, CUMA MAS AZIZ yang sekali jalan langsung bener lurus ngelewati jalan di antara dua beringin itu. kita semua mah mesti nyoba sampe lebih dari sekali. hahahahaaaa :))) dan tipsnya adalah, kalau jalan jangan ragu-ragu, harus dengan langkah mantap dan yakin.






setelah dari sana, kami menuju sebuah cafe yang masih belum lama resmi dibuka tapi tempatnya sumpah enak bangeeeeett, interiornya keren dan kreatif banget, tapi dari segi sajian hehehe maaf ya kurang menggoda lidah :| namanya Cafe Indie Cology Yogyakarta. di sana juga kebetulan ada tim Earth Hour Yogyakarta lagi meeting untuk next event EH Yogya, dan Upit sebagai koord kota Surabaya akhirnya nongkrong-nongkring juga bareng mereka. kami yang lainnya memutuskan buat diskusi sendiri soal masa depan Surabaya (ditabok reader) karena akhirnya mas Fre nyusulin ke sana begitu dia tiba di Yogyakarta. ahseek :D


tuh kan keren kan ya cafenya :D


oke setelah dari sana, kami langsung pulang dan istirahat, karena masih harus lanjut kegiatan besok Minggu pagi. sebelum tiba di hotel, mas Aziz harus pamit pulang duluan karena ada pekerjaan yang hissh katanya sih penting gitu, lebih penting dari kita yang asik ini. :(

Minggu Pagi, 1 Desember 2013, harinya "welcome December, be nice please.." di seluruh jagat raya.
kami sudah pada cakep dan memutuskan untuk cuuus nyusulin acara Blogger Nusantara 2013 di Desa Tembi, dan wooo wooo wooo nih desa keren banget. amat sangat keren. lalu saya kepikiran, Nganjuk diginiin bisa juga gak ya :p yaa sebagai gadis ayu gemulai keturunan Nganjuk, saya harus memikirkan masa depan Nganjuk. #pret





Desa Tembi, adalah desa yang terletak di jalan Parangtritis Km 8,4 Tembi, Timbulharjo, Sewon, Bantul ini adalah desa yang ditujukan untuk menjadi MUSEUM HIDUP, yang menyajikan nilai sejarah dan budaya dalam satu paket. Desa yang di dalamnya hampir bisa dikatakan sebagai surga kecil ini punya banyak tempat yang seru, Bale Dokumentasi yang berisi koleksi benda kuno, buku, dan naskah lama, Bale Rupa yang dijadikan sarana untuk mengapresiasi hasil karya berupa seni rupa seperti lukisan, Bale Karya, Bale Inap, dan juga Pulo Segaran yaitu warung makan dengan nuansa pedesaan. Surga ya? iya.. :D
*abis nyontek brosurnya juga sih*  

pertama datang, kami memasuki Bale Rupa yang pada saat itu kebetulan sedang diadakan pameran berjudul "Presence of Oaxaca in Asia" yang merupakan penyampaian pesan melalui karya rupa yang mengemban nilai penyetaraan kemanusiaan, persahabatan, serta pembangunan berkelanjutan untuk semua. 




POLIPTICO SER EL DUENO DE LA LUZ DE TUS SONRISAS
Polyptych to be the owner of the light of your smile
by Rolando Rojas

EL AGUILA Y LA SERPIENTE
The eagle and the snake
by Mauricio Cervantes


ki-ka
POLITICAL TALENT by Heriberto Quesnel
entah ya apa yang ada di dalam lukisan itu, saya kok rasanya lagi ngelihat Indonesia dari sisi sarkas. hahaha :))

CRUZANDO EL RIO (Crossing the river) By Oscar Lopez Flores

 DEUS EX MACHINA by Pablo Cotama

agak-agak takjub dengan karya mereka, bagaimana bisa sebuah tangan, dorongan otak, dan keterlibatan hati nurani mampu menjadikan sesuatu menjadi begitu penuh nilai. kereeen :D

setelah dari sana, kami lanjut mengelilingi desa, di sana kami juga menemukan sebuah lapangan khas jaman saya kecil, lapangan sepak bola yang masih dari tanah liat alasnya.. aaaakk kangen masa kecil. 


setelah jalan-jalan bentar, kami menemukan sebuah tempat kerajinan milik pak Ibnu Sudiro, namanya Galeri Leksa Ganesha. di sini saya pribadi baru tahu tentang batik yang dijadikan lukisan atau pajangan. produk yang dihasilkan di galeri ini sangat beragam, dan menurut saya sangat indah. jika bisa kembali lagi ke sana, saya berharap semoga saya bisa ke sana dalam kondisi keuangan yang jauh lebih baik jadi bisa beli satu lukisan besar yang SubhanAllah indahnya, sampe sekarang aja masih keingetan :(( 
Pak Diro mendirikan galeri ini dibantu oleh rekan-rekan dan juga anaknya, yang pintar dalam hal memadukan warna dan esensi seni. anak pak Diro ini menggabungkan unsur abstrak dan manusia. semacam personifikasi. dan hasilnya sangat unik. karya-karya dari galeri ini sayangnya justru lebih laris di luar negeri, lagi-lagi karena kurangnya apresiasi dari warga Indonesia sendiri. huuh :( 
Pak Diro selain menceritakan tentang sejarah galerinya, beliau juga menunjukkan pada kami koleksi pribadi yang tak sembarang orang bisa melihatnya. sebuah kebanggan tersendiri bagi saya dan teman-teman..

foto bersama Pak Diro di dalam rumah beliau yang ternyata juga terdapat banyak sekali karya baik lukisan, kain batik, maupun pakaian.







 Pak Diro nunjukin ke kami gimana cara dan alat apa aja yang dibutuhkan untuk membuat batiknya



 karya batik berupa kain

yak, setelah dari sana, kami sempat mampir ke acara BN2013 di joglo dan mengikuti kegiatan penutupan acara serta berkenalan dengan beberapa teman-teman dari @blogger_jogja :D ini sih yang kenalan sebenernya si Ima ama Upit. hahahaahhaa :D

 akhirnya ada juga ya foto bareng jeng @niyasyah \o/


oke, setelah dari sini kami diajak mas Fre buat ke radio komunitas Angkringan, dan ketemu orang-orang hebat penggagas Jalin Merapi, mas Akhmad Nasir dan mbak Ambar serta teman-teman lainnya. saya secara pribadi belajar banyak hal, yang sampai sekarang masih saya ingat adalah bagaimana kita "tandang ora kudu kondang", bekerja harus dari hati ikhlas, nggak perlu pamrih apalagi ngarep eksis, pencitraan lah ya bahasa kekiniannya. saya juga belajar tentang konsistensi dalam melakukan sesuatu kalau emang pengen goal dan tujuannya tercapai. 

belajar dari radio komunitas Angkringan rasanya nggak akan bisa sehari, saking banyaknya pengalaman dan ide luar biasa di sana. Kopdar Surabaya sendiri yang mulai melakukan pergerakan di bidang radio harus banyak belajar dari pengalaman radio Angkringan. tentang bagaimana mengumpulkan massa dan meyakinkan banyak orang bahwa apa yang kita lakukan adalah untuk kepentingan bersama. 


di bawah pohon rindang, ditemani angin ramah, dan kopi serta camilan sederhana, kami semua merasakan nuansa desa dan obrolan yang kental akan pembelajaran.

sayangnya, saya nggak bisa gabung bersama mereka dalam waktu yang lebih lama, karena saya harus pamit duluan untuk melanjutkan keliling Yogyakarta bersama @IbnuWibowo yang udah nyusulin saya sampai ke sana. aseeek :D 


pengalaman yang ini juga nggak kalah serunya, Ibnu milih buat nyewa sepeda motor dengan harga 80ribu per 24 jam daripada kami berdua harus kesana kemari naik taksi yang sudah pasti lebih boros. pertama, kami yang lagi kelaperan ini menuju ke gudeg kering, Gudeg Plengkung Pathuk Yogyakarta. Bedanya kalau gudeg yang ini nggak benyek kayak gudeg basah di Yu Djum kemaren, dan tempatnya juga enak banget, nyaman kayak lagi makan di pangkuan kekasih. #eh




setelah dari gudeg, kami langsung cus istirahat dan malemnya harus menuntaskan ngidam NASI GORENG SAPI KRIDOSONO dan SUSU KOPI GAJAH KALIMILK.



setelah dari sini, kami ke Angkringan di samping stasiun tugu buat ketemu lagi ama mas Fre & mas Dito karena kebetulan Ima & Upit lagi jalan masing-masing, dan kak Ucha udah pulang duluan sore tadi setelah dari Radio Angkringan. Ini pertama kalinya juga saya nyobain kopi jos, kopi yang dikasih arang panas, katanya sih supaya tetap panas tuh kopinya. mas Fre yang kebetulan juga baru tahu tentang kopi jos iseng ngetweet dan disambut pakdhe @SenggOL dengan guyonan kalau arangnya itu berasal dari bawah rel kreta api dan udah dipipisin banyak orang. huahahahahaa :)))


Senin, 2 Desember 2013
PULAAAAANGG!! :((

Mas Fre pulang ke Jakarta
Mas Dito bareng ama Ima & Upit naik Sri Tanjung jam 2 sekian siang
Saya & Ibnu naik kereta yang sore.


taraaaa sekian update perjalanan kami kali ini, semoga updatean fotonya bisa nyusul dengan koleksi yang lebih lengkap dan lebih aduhai...


salam rindu Yogyakarta, 



thank you for coming reader |read my older posts please | nhaz montana