06 Juni 2018

Latihan Menahan Rindu




"15 hari di sana nanti, aku ngga nyalain paket data ya, supaya fokus ibadahnya. Kamu jangan bandel di Surabaya!"

---

Ya sekalipun dia akan bisa curi-curi wifi pas di hotel (dan itu juga kalau ngga kecapekan kemudian langsung tidur) tetep aja ya komunikasi seret selama dua minggu lebih itu bikin deg-degan. 

Ingin mewek tapi kok buat apa, kan dianya di sana lagi ibadah.
Baiklah, mari kita anggap ini sebagai ujian asmara dalam judul Latihan Menahan Rindu.


---



05 Juni 2018

Label Pemilih

Berbahagialah kalian yang telah saling menemukan. 
Kamu mencintai ia yang juga mencintaimu dengan sama kadarnya. 
Begitu saja, cukup berbahagialah dengan perayaan cinta kalian tanpa bertanya pada kami yang dengan sialnya masih sendiri dan belum menemukan maupun ditemukan.

Tawa-tawa lepas dan senyum terekah dari kami memang benar adanya, 
ada masa ketika kami mensyukuri setiap kejadian hidup sekalipun sendiri, sekalipun tanpa pasangan. 
Namun, adanya pertanyaan kalian, sering pula membuat malam-malam kami terasa semakin sunyi dan perih.

Kalian akan berada di pelukan pasangan kalian, bahkan memeluk anak-anak kalian yang lucu, pintar, dan menggemaskan. 
Di saat yang sama, kami tak kunjung terlelap hanya karena air mata memilih menyusup keluar secara perlahan, meratapi sayat-sayat sedih atas kisah cinta masa lalu kami yang tak seindah kisah kalian, atas cinta yang masih belum juga berpihak pada kami. 
Kami sudah berulang membuka hati dan mencintai, namun pertemuan demi pertemuan tak juga menyatukan kami di meja suci pernikahan.

Tolong jangan hakimi kami dengan label pemilih, meresponnya benar kami tersenyum, namun hati ini retak, sungguh.

Tak kunjung mendapat pasangan bukan sengaja kami tuliskan dalam daftar riwayat hidup kami. 
Kami mencintai, namun ia tak balik mencintai, 
kami dicintai, namun hati kami tetap tak sanggup membalas cintanya, 
kami saling mencintai, namun restu tak beriringan menyelubungi hubungan kami, 
entah restu orangtua, entah restu Yang Maha Kuasa.

Hingga kemudian kami merasa lelah.
Dihantui usia,
Diserbu orangtua,
Disindir saudara,
Dikasihani oleh semua,

Sedetik kemudian hati ini bertanya
"Haruskah aku menikah tanpa cinta demi menghentikan tanya-tanya mereka?"

Bisikan halus dari dalam jiwa
"Dengan siapa? Yang sudi meminang pada orangtuamu saja tak ada."

Lalu tujuan akhir hanya satu,
Menata sajadah dan menengadah,
"Ya Allah, aku harus apa? yang tak terlihat di hati ini sangat terasa seperti luka."
---

thank you for coming reader |read my older posts please | nhaz montana