06 Desember 2019

Jenis yang Sama, Rasa yang Hampir Sama


http://i.imgur.com/MSBlVxS.gif

Menjaga sebaik-baiknya hati, namun jatuh juga pada ia yang datangnya dalam deskripsi sejenis.
Ia yang angkuh namun lembut dalam satu waktu.
Ia yang menyimak tidak hanya dengan pendengaran, namun dengan mata dan hati.
Ia yang menjawab tidak hanya dengan mulut, namun senantiasa melibatkan tawa.
Ia yang terlahir dengan satu potensi melenakan sekaligus menggetirkan.
Ia yang jika apapun di antara kami diteruskan, kami akan saling menjerumuskan. 

Kemudian demi dia, 
Hati yang telah tenang dalam lapisan tebal kesombongan kemudian runtuh sekali lagi.

Runtuh di tempat yang salah, di waktu yang salah.

dan barangkali memang benar yang mereka katakan, 
jangan bawa-bawa hati ke tempat kerja, 
jika sedetik saja gegabah, 
hati yang salah langkah bisa merusak segala peluh usaha. 

 

29 November 2019

Takut Mati





"kamu takut mati ngga sih?"

--

hhmm 
pastii ada hhmm-nya sebelum menjawab pertanyaan tersebut.

mati ini kan pasti ya, 
seperti urusan rejeki dan jodoh, mati juga sama, PASTI. 
karena saya sudah memahami kepastian itu sedari lama, makanya sedari dulu saya ngga pernah yang sangat-sangat kepikiran tentang tiga urusan tadi. 
karena sudah pasti, jadi persiapannya juga sudah lama.

persiapan rejeki dengan bekerja dan membekali diri dengan baik, supaya bisa mencari rejeki dengan cara yang baik.
persiapan jodoh dengan belajar memahami pengetahuan tentang pernikahan dan mempersiapkan diri menjadi yang 'layak' mendapat jodoh.
persiapan mati dengan menyiapkan mental dan kesiapan apapun yang dibutuhkan.

rejeki, mau disikut orang lain kayak gimana juga, jika ALLAH sudah atur, ya sudah.
demikian juga didikan dari Bapak yang selalu mengajarkan hal tersebut. Kalau Bapak mah jangan ditanya dah berapa kali disikut dan dikhianati orang, udah sampe kenyang banget kali ya. 
memudahkan segalanya dengan "ya udah, emang bukan rejeki kita, mungkin emang rejeki yang lain. yang penting toh kita ngga diem, yang penting kita udah usaha. sisanya ikhlas."
OK DEH. :))

untuk urusan jodoh juga sama.
semua sudah dipasang-pasangkan, sudah memiliki jodohnya. 
ketika tidak mendapatkan jodoh di dunia, InsyaAllah akan mendapatkan di akhirat kelak.
selama kita sudah berusaha ya.
ngga diem-diem aja di rumah yang ngga ngapa-ngapain dan ngga usaha eh pas belum dapet jodoh, protesnya kenceng amat.
jadi untuk jodoh juga saya ya ikhlas aja, kalau belum dikasih ya belum aja waktunya menikmati indahnya bermesraan dengan sang jodoh. 

nah,
untuk urusan kematian juga sama. 
kalau ditanya siap atau ngga, ya siap ngga siap kudu siap. 
kalau ditanya takut mati ngga? 
jujur, ngga kalau matinya mah, dah udah pasti dan kita punya waktu untuk mempersiapkan segala hal termasuk mental. 

NAMUN,
saya takutnya kalau saya harus mati dalam keadaan tidak mengingat ALLAH,
dalam keadaan kesepian dan menyia-nyiakan hidup yang sudah ALLAH berikan,
dalam keadaan kufur nikmat. 
saya takut jika harus mati dalam keadaan tidak layak dan tidak baik. 
dan karenanya selama masih diberi usia, saya selalu memaksimalkan energi untuk berbahagia, menikmati setiap hembusan nafas yang ALLAH berikan dengan sebaik-baiknya. 
yhaaa sekalipun kadang masih ada nakal-nakalnya 😂

--




22 Agustus 2019

Kejadian Vina Mematahkan Hati



Sudah beberapa hari ini rame banget tentang video sex threesome atau gangbang dari pelaku di Garut. Awalnya ngga peduli sih ya karena ya enggan aja nyari tahu tentang video sex viral apalagi yang melibatkan lebih dari dua orang. Saya kemudian jadi penasaran begitu hasil investigasi memberi keterangan bahwa pelaku perempuan, Vina adalah seorang istri yang dipaksa suami melakukan hal tersebut di saat kejadian. WAAAH WAAH WAAAHHH. 

Saya kemudian mencari tahu videonya, ada lebih dari satu video ternyata dan sudah habis saya liat semua sekalipun banyak diskip atau dicepetin. Kalau yang pada rame membicarakan adalah masyarakat banyak yang ngga percaya bahwa Vina dipaksa karena di video juga dia kelihatan menikmati aja, ngga kayak terpaksa. Jujur ya pas dengerin orang ngomong gitu rasanya pengen marah. Mengetahui dipaksa atau tidak, ngga semudah itu disimpulkan dari wajah apalagi urusan sex. 

ya saya emang bukan pakarnya, tapi ini cuma mengutarakan perasaan aja sih. 

Berlanjut di hari ini saya melihat sebuah video yang berisi wawancara dengan Vina dan mantan suaminya AK yang saat pembuatan video masih berstatus sebagai pasangan. Vina melakukannya karena dipaksa suami dengan alasan ini dan itu. Demikian juga ternyata hubungan mereka sebenarnya tidak disetujui oleh orangtua Vina dan selama pernikahan Vina diperlakukan tidak baik. 


 Menyimak video wawancara tadi, saya merasa patah hati karena
  1. Betapa masih banyak perempuan di luar sana yang belum dan tidak berdaya atas lelaki, atas lelaki yang dipercaya sebagai suami.
  2. Dampak social media bisa menggiring ke arah sedemikian buruknya, demikian juga dengan efek video porno. 
  3. Minimnya pengetahuan tentang sex dan pengetahuan mengenai rumah tangga di lapisan masyarakat tertentu.
Hal ini yang kemudian seringkali saya sampaikan ke mahasiswa-mahasiswi di kelas saya. Menikah tidak pernah semudah itu, tidak pernah semudah lelaki melamar, kamu mengiyakan, akad nikah, selesai. Tidak semudah itu.

Menikah mengenai kesiapan dan kemantapan. 
Siap dengan segala ilmunya,
siap dengan jutaan risikonya, 
siap dengan berbagai kemungkinan prahara, 
dan siap dengan beratnya tanggung jawab. 

Berdiri dulu dengan tegap di atas kaki sendiri sebelum memilih berjalan beriringan dangan pasangan hidup. Selesaikan kuliah sebaik mungkin, bekali diri dengan ilmu sebanyak mungkin, berdayakan diri semaksimal mungkin. 

Sebelum menikah, cari informasi sebanyak mungkin tentang sex, perilaku menyimpang seksual, penyakit seksual, hak dan tanggung jawab suami dan istri, kontak psikolog, kontak pertolongan pertama kekerasan rumah tangga, dan informasi lain terkait rumah tangga serta keluarga. 

Semoga kita semua selalu dilindungi ALLAH, dijauhkan dari segala keburukan. aamiin.


--






sumber foto: v-twinforum.com

20 Agustus 2019

Lima Hari Setelah Tanggal Usai




Seharusnya tidak boleh lagi menghubunginya.
Saya harus setia pada ikrar saya sendiri.
Tapi PMS selalu menghadirkan kisahnya sendiri.

Sudah setahun belakangan, siklus haid selalu berantakan.
Berantakan hingga aplikasi di handphone bahkan sudah tidak bisa diandalkan. 
Tapi saya selalu bisa mengira-ngira kapan tanggal saya datang. 
Saya merasakannya melalui dia. 

Dia tiba-tiba begitu terasa nyata di dalam mimpi. 
Dia tiba-tiba muncul dalam imajinasi terliar.
Dia dan segala detail fisiknya kembali mencuat di bayangan,
Dia yang selalu bisa membangkitkan gejolak panas di bawah sini.

--

5 hari setelah tanggal saya usai.
"let's have dinner!"
"tomorrow yah!"
"ok, call you later."

--

Setelah makan malam, kami akan berkeliling kota bahkan ke luar kota untuk saling mengulur waktu. Sejatinya, kami sama-sama tidak ingin perpisahan datang terlalu cepat. Tidak ingin malam menjadi larut terlalu cepat. Malam ini ia yang memegang kendali. Ia mengarahkan mobilnya memasuki sebuah bangunan yang berjarak 2 km dari rumah saya. Sebuah apartemen. 

Kami melepas rindu.
Mari tidak perlu kita bahas aktivitas apa saja yang masuk dalam definisi "MELEPAS RINDU"

Kami bersandar di ranjang sambil berpura-pura fokus pada tayangan televisi.
Ia beranjak mengambil dua botol soda dan menyerahkan satu pada saya. 
Saya tahu ini saatnya kami berbincang tentang apapun yang tak masuk akal.
"Kalau kamu memiliki uang yang berlimpah, apa keinginan terpendammu yang pertama kali pengen kamu wujudkan?"

"Menyewa sopir pribadi."

"Serius? kamu ngga punya impian yang lebih mahal gitu?"

"kamu bilang pertama kali yang ingin saya wujudkan ya kan? sopir pribadi. saya capek nyetir sendiri ke mana-mana."

"usia menggerus staminamu ya?"

"yang baru saja kita lakukan tidak mendefinisikan usia saya yang menggerus stamina ya!"

"bukannya kamu seneng nyetir sendiri ya? kayaknya dulu kamu pernah bilang gitu deh."

"well, people change, Dear. Dulu memang iya, tapi semenjak saya ngga pernah nangis lagi, rasanya nyetir sendiri jadi kurang menyenangkan. Di antara semua hal berbau kesendirian, nyetir sendiri kayaknya yang paling ngebosenin. Kalau kamu? apa yang akan kamu wujudkan?"

"menculikmu dan memulai semuanya di tempat yang jauh dari semua orang yang kita kenal."

"ah. karena ini adalah obrolan kita yang ngga masuk akal, that's ok."

"saya serius. kalau saya punya banyak uang, saya bakalan bawa kamu dan anak saya pergi dari Surabaya. Kita mulai semuanya bertiga dari nol."


Saya menyibakkan selimut, 
Mandi dan bergegas memesan taksi. 

09 Agustus 2019

Take It or Leave It




Dalam sebuah hubungan, harus ada kesepakatan antara pihak yang terlibat. Hubungan apapun. Hubungan kerja, hubungan bisnis, hubungan pertemanan, hubungan antar kekasih, hingga hubungan suami istri.

Termudah dalam urusan asmara adalah kesepakatan dalam menyebut jenis hubungannya.
Apakah sebatas teman?
Teman apa? Teman biasa? Teman tapi mesra? Teman nonton? Atau teman tidur?
Apakah berpacaran?
Apakah pacaran dijalani aja? Pacaran untuk serius? Atau bagaimana?
Apakah hubungan tanpa status?

--

Saya tidak percaya pada pertemanan antar lawan jenis bisa bertahan selamanya dengan istilah “sebatas teman”. Hubungan jenis itu pasti akan usai karena salah satu mengemukakan rasa dan pihak lainnya tidak bisa membalas atau usai karena keduanya saling sayang dan kemudian hubungan pertemanan berlanjut ke hubungan asmara.

Kemarin sore ia mengajak saya bertemu di café biasa. Pesanan saya tentu saja cheese fries dan ice matcha latte. Dia datang, pintu café terbuka olehnya diiringi gemerincing lonceng di atas pintu pertanda ada yang masuk atau keluar café. Saya menoleh ke arahnya, melambaikan tangan memanggilnya.

Ia menghampiri saya dengan langkahnya yang khas, wanginya yang selalu memabukkan, dan senyumnya yang menyebalkan; senyum simpul namun meluluhkan. Kami berbincang ini dan itu seperti biasa, ia memesan es kopi dan nasi salted egg, menyantapnya dengan lahap. Perbincangan kemudian menuju ke inti ajakannya bertemu kali ini.

“kamu menjauhiku ya?”

“iya.”

“kenapa? Saya punya salah?”

“ngga kok.”

“ya terus kenapa menjauh?”

“karena saya ngga bisa jadi teman kamu lagi.”

“kenapa harus ngga bisa temenan lagi sih?”

“ya saya maunya jadi kekasih kamu. Seperti yang dua minggu lalu saya bilang ke kamu, saya suka kamu, saya sayang kamu, saya mau kamu jadi kekasih saya. Tapi kamu ngga bisa dan lebih ingin berteman saja dengan saya. Saya tidak bisa dan tidak mau lagi berteman denganmu. Saya harus menjaga hati saya.”

Dia menghentikan kegiatannya. Menyimak saya dengan serius. Saya melihat rona marah pada wajahnya tapi saya tidak peduli. Sesekali dia harus menyimak dan menanggapi saya dengan serius.

“kamu sekeras itu ya?”

“bukan keras, saya hanya memilih yang jelas-jelas saja. Tidak ada kesepakatan dalam menjalani hubungan antara kita kan? Jadi ya sudah saja.”

Obrolan kami berlanjut ke arah ia yang masih merasa tidak biasa ketika perempuan mengutarakan perasaan. Ia menyayangkan hubungan kami yang harus usai namun ia masih belum siap menjalin hubungan asmara dengan saya atau yang lainnya.

“jika ingin berteman, saya yakin temanmu masih banyak selain saya. Jadi tanpa saya juga pasti tak ada masalah. Take it or leave it, Za.”

--

02 Agustus 2019

Di Titik Ini


Juni 2012

Sedari kecil, banyak pertanyaan bahkan kekhawatiran yang sembarangan muncul dalam kepala tanpa diminta. Pada usia 20 tahunan, pertanyaan muncul dalam bentuk keingintahuan akan masa depan, kehidupan setelah mati, kenapa neraka harus dijadikan ancaman, kenapa kata durhaka harus ada, kenapa kita harus sukses, apa jadinya jika perempuan hidup sendiri ditemani kucing jalanan di sebuah sudut gang, sekuat apa persiapan seorang anak sebelum ditinggal meninggal orangtua, seberapa kaya harusnya kita untuk merasa puas dan bahagia, hingga pada satu titik satu kesempatan, saya menghembuskan nafas dengan sangat berat. Ia menyadarinya, hanya Ia yang selalu menyadari hal kecil dari saya.

“are you ok?”

“aku capek.”

“capek nemenin aku nyari kerja dan interview?”

“oh ngga, bukan itu.”

“trus?”

“capek sama isi kepala. Banyak nanya ga ada jawabannya jadinya nambah kekhawatiran.”

Dia mengusap kepala saya dengan lembut, usapan kepala pangkal sayang.

“coba sini kasih tahu saya, apa yang sekarang nih, sekarang banget lagi kamu pertanyakan?”

“am I good enough for you? or if we won’t be together, am I good enough for any man?”

“apa yang membuatmu merasa tidak cukup baik?”

“hhmm, usiaku udah 23, thesis ngga selesai-selesai, kerjaan juga masih blm ada progress. Keterampilan juga hhmm ngga ada kayaknya.”

“Nhaz, kamu masih 23 tahun bukan udah 23 tahun.”

“ya tapi liat deh kamu, kamu aja udah bisa di posisi kepala cabang di usia segitu, pengalaman professional kamu udah banyak di usia itu. Lah aku?”

“Lah ini tapi saya sekarang jobless, kamu bekerja, kamu berpendapatan, saya di usia 31 tahun tidak bekerja, tidak memiliki pendapatan, tidak ada keluarga, tidak punya apa-apa dan siapa-siapa selain kamu. Kamu yang bagi saya sudah mencukupi segalanya, eh malah kamu yang merasa bukan apa-apa. Lagian, jalan kamu masih panjang. Saya yakin, di usia seperti saya sekarang, kamu akan jadi orang yang jauh lebih hebat dari saya, jauuhh lebih hebat dan bermanfaat.”

Saya lega.
Dia lega. 

Kami melanjutkan perjalanan dengan hening sambil sesekali bergenggaman tangan di dalam mobil. Barangkali itu yang saya cari, Ia yang bisa meredam dan menenangkan ketika tiba-tiba isi kepala saya riuh, ia yang bisa meyakinkan ketika saya mulai hilang arah dalam keraguan. Karena dia, saya yakin saya mampu dan bisa menjadi lebih dan lebih baik lagi, menjadi mampu berdiri di titik ini.


--


25 Juli 2019

Usai


Beberapa waktu lalu, sebuah tawaran project menulis diberikan pada saya.
Cinta adalah topik yang selalu menggeliat entah kapan masanya. 
Tidak harus cerita panjang, saya bisa menulis puisi, kumpulan luka, dan lain-lain. 
Kiki adalah topik dan judul yang langsung terpintas. 

Tiba saatnya sata membuka layar untuk mengetik,
Memikirkan bagaimana rasanya mencintai Kiki kala itu.

Dua jam saya di depan layar laptop, tanpa tulisan.
Keesokan hari, saya mencoba lagi, tetap tanpa tulisan. 

Saya kehilangan rasa,
Saya lupa bagaimana rasanya mencintai dia,
Bagaimana rasanya mempertahankan cinta bertahun-tahun lamanya,
Bagaimana rasanya patah berulang, bangkit berulang, 
Saya lupa.

Mungkin ini memang jalannya, 
Perasaan saya akhirnya usai.

Usai di awal kisah...


04 Juli 2019

One Day Surabaya Trip ala Nhaz Montana


Dadakan menjadi tour guide untuk sahabat saya dari Subang dan adiknya beberapa waktu lalu membuat saya harus jeli memikirkan rute jalan-jalan ke mana aja nih yang bisa asoiy dikunjungi dalam waktu hanya SEHARI. 

wooohh..

Berhasil?
JELANG DOS!

agak tricky emang, karena Surabaya ini kan ngga punya banyak destinasi wisata kayak Bandung atau Yogyakarta ya, adanya wisata kuliner dan sedikit sekali destinasi wisata. 

Tapi, tenang, kali ini runtutan kunjungan lumayan banyak kok, sampai 11 lokesyen.. 

Langsung cus yuk!

1. Sarapan di Depot Bu Rudy Kupang Indah  

Sarapan langsung ke makanan khas Surabaya, di sini kalian juga bisa sekalian beli oleh-oleh karena di rumah makannya, menyediakan juga jajanan khas Surabaya. Makanan paling terkenal di sini jelas NASI UDANG EMPAL BU RUDY. Tapi selain itu ada juga beberapa menu makanan lezat lainnya seperti rawon, nasi madura, nasi pecel, dll. Kelebihan lain kalau makan di sini terutama kamu adalah pecinta sambel, waah mantep banget karena di sini kalian bisa ambil sambel sepuasnya karena memang disediakan di meja. 


2. Oleh-oleh makanan di Toko Sri Lestari - Jl. Adityawarman No.90-92

Untuk oleh-oleh lain, selain yang dijual di Bu Rudy atau sambel khas Bu Rudy, ada juga makanan khas Surabaya yang masih jarang orang ketahui tapi rasanya wuooow manteep ga ada tandingan. Oseng Tuna Asap OTAJI yang bisa dibeli di Toko Sri Lestasi ini. 


3. Wisata Mangrove Wonorejo Surabaya

Salah satu wisata alam di Surabaya nih, di sini kamu bisa lihat tanaman mangrove sekaligus foto-fotoan. Gratis juga masuknya, hanya bayar untuk tiket parkir aja. Di sini juga kalian sebaiknya siapkan lotion anti nyamuk karena ya namanya juga di hutan mangrove ya, masih rawa-rawa gitu jadi banyak lumayan banyak nyamuknya. Selebihnya, asyik banget di sini. Kalian juga bisa menyusuri pantainya pakai perahu gitu di jam-jam tertentu. 



4. Zangrandi Ice Cream - Jl. Yos Sudarso No.15

Abis berpanas-panas di hutan mangrove, saatnya ngadem. Di Surabaya ada kuliner ice cream yang udah terkenal banget sejak zaman belanda, Zangrandi Ice Cream. Untuk lokasi yang utama atau yang aslinya ada di jalan Yos Sudarso. Di sini kalian bisa milih berbagai varian ice cream, ada yang paling khas yaitu Tutti Frutti. Saya sendiri paling suka dengan rasa noodle ice cream rasa vanila. yuumm~ 


  
5. JOKOPI - Jl. Ketabang Kali No.51 A

Setelah itu, lanjut bergeser masih di dekat jalan Yos Sudarso, ada kedai kopi yang menyajikan rasa kopi dengan cita rasa modern namun dengan harga yang sangat ramah di dompet. Untuk kalian yang suka rasa unik, harus banget nyobain es kopi susu arum manis di Jokopi.



6. House of Sampoerna - Taman Sampoerna No.6, Krembangan Utara

Salah satu museum di Surabaya dan sangat terkenal. Ini merupakan museum yang menyajikan sejarah perjalanan perusahaan rokok terbesar di Indonesia, HM Sampoerna. Museum yang ditata dengan sangat rapi, bersih, dan sama sekali ngga serem kayak image museum pada umumnya. Selain museum, dalam satu area ini juga ada sebuah restoran dan fasilitas bus yang menawarkan pengalaman city tour keliling Surabaya dengan tema yang berbeda-beda, ada kunjungan pasar, ada kunjungan sejarah, ada kunjungan napak tilas kehidupan pendiri Sampoerna, dll. Di sini juga menyediakan musholla dan toilet yang bersih banget, ada toilet basah dan toilet kering. Untuk kalian yang ingin membeli souvenir khas HoS, ada juga sebuah corner khusus souvenir di area belakang museum. Dan untuk masuk museum maupun city tour dengan bus tidak dipungut biaya atau GRATIS.




7. Masjid Cheng Ho - Jl. Gading No.2, Ketabang

Setelah wisata museum, dilanjutkan dengan wisata religi. Yang saya pilih kali ini adalah wisata ke masjis bernuansa Tionghoa di Surabaya, masjid Cheng Ho Surabaya. 



8. Threelogy Coffee - Jl. Mojopahit No.46, Keputran

Sebagai kawula muda yang harus tetap gaul, untuk makan malamnya saya pilih di cafe Threelogy yang terletak di belakang McD Darmo. Selain tempatnya yang cozy, di sini juga makanan dan minumannya uenaaaakk. Burgernya aduuhduuuh bikin jatuh hati. Jangan sedih, tempat ini juga sangat instagramable, sangat sempurna untuk kalian yang selain mau jalan-jalan ke Surabaya, bisa juga sambil mengumpulkan stock foto untuk konten instagram ya..



  
9. Oleh-oleh Kaos Cak Cuk - Jl. Mayjen Sungkono No.35

Butuh oleh-oleh kaos khas Surabaya, jelas Kaos Cak Cuk jawabannya. Kaosnya tersedia dalam berbagai ukuran, warna, dan desain tulisan. Semua yang tertulis di sana sangat-sangat lambene arek Suroboyo. 

  
10. Taman Bungkul

WHAATTT? ke Surabaya tapi ngga dolan ke taman? rugi!
Maka dari itu, penting untuk memasukkan taman sebagai salah satu destinasi. Taman Bungkul yang terletak di tengah kota adalah solusi yang paling tepat. Di sana selain bisa nongkrong aja sambil ngopi, bisa juga kulineran di belakang taman bungkul, atau bisa juga wisata religi karena di bagian belakang juga ada makam mbah bungkul. 


11. Patung Suroboyo depan Kebun Binatang Surabaya  

Sebagai penutup perjalanan wisata sehari, harus banget foto di icon kota Surabaya yaitu Patung Suro dan Boyo di depan Kebun Binatang Surabaya. 

Oke, demikian rute perjalanan sehari di Surabaya, semoga bisa bermanfaat dan bisa jadi pandangan untuk kalian yang mungkin suatu hari nanti juga akan menemani saudara, teman, rekan kerja, atau mantan yang sedang berkunjung ke Surabaya dan hanya punya waktu satu hari untuk jalan-jalan. 

See you.. 



19 Juni 2019

Ruth Berhak Bahagia



Sudah melalui beberapa kali ajakan, akhirnya saya mengiyakan permintaan sahabat saya, Ruth untuk mengunjungi sebuah  café tempat pacarnya tampil sebagai band tetap. Ooohh saya jelas ogah-ogahan ke café Long Night, tapi lebih ogah lagi dengerin Ruth ngerengek.

Sesampainya di sana, band Damar sudah mulai membawakan satu lagu yang jujur sampai sekarang saya ngga ngerti judulnya dan ngga pengen ngerti juga sih. Oh iya, Damar ini pacarnya Ruth. Saya dan Ruth memilih duduk di bar, Ruth mesen cocktail yang saya lupa apa namanya, saya pesan milkshake vanilla.

Selama waktu menunggu minuman kami disajikan, dia terus melihat ke arah panggung, menatap penuh cinta tapi jenis cinta yang dibalur luka. Tatapan cintanya, terasa menyakitkan. Saya bisa merasakan Ruth sungguh setengah mati ingin memeluk Damar, ingin mendekap Damar sangat erat, mengecup keningnya dan bertanya “kamu kenapa, Sayang? Ceritalah.. ceritalah supaya aku paham arti diammu.”

Ketika kami sedang hanyut menikmati penampilan Damar dan bandnya, Ruth pamit keluar dulu, ada telepon dari kliennya. Saya menunduk membalas beberapa email dari mahasiswa dan pesan singkat dari sahabat saya di Jakarta, hingga kemudian sebuah sapaan mengejutkan saya.

“Nhaz ya?”

“iya.”

Kami saling berjabat tangan untuk pertama kali, padahal Ruth dan Damar sudah pacaran sejak 5 bulan lalu, tapi saya baru kali ini bertemu Damar. Panjang ceritanya kenapa saya ogah ketemu Damar.

“Ruth mana?”

“Terima telfon dari klien.”

“Boleh nanya ngga?”

“Tadi juga bukannya pertanyaan ya?”

“hehe. Nanya lagi.”

“Apaan?”

“Kamu bukannya sebel ya ke aku? Kok mau dateng ke sini?”

Saya tidak menjawab, saya meresponnya dengan memberi lirikan sinis hingga Damar sadar bahwa saya agak muak.

“Sorry, yauda deh, welcome and enjoy!”

Damar pergi meninggalkan saya dan menuju ke arah panggung. Saya balik badan mulai menunduk karena ingin kembali fokus ke handphone, suara Damar terdengar lagi.

“Eh Nhaz, sejak terakhir kali masalahku ama Ruth, kata Ruth kamu dan temen-temen Ruth yang lain pada benci ya sama aku? Marah karena aku nyuekin dan terkesan nggantungin Ruth. Sorry ya. Kalian semua beneran marah? Nggak suka sama aku? Trus kalian mau gimana sekarang?”

Saya menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan sebelum menjawab.

“Gini ya, Mar. Kalau suka ngga suka itu relatif. Siapapun yang ngeselin ya mana ada orang yang suka. Lagian, ini bukan tentang kami suka atau ngga suka kamu ngegituin Ruth, tapi menurutku sikapmu ngga patut, perlakuanmu sangat tidak tepat. Dan dengan kamu ngegituin Ruth, itu bukan mendefinisikan bagaimana kualitas Ruth, baik sabarnya Ruth, jelek bodohnya Ruth karena mau-maunya diperlakukan sembarangan oleh lelaki, tapi mendefinisikan bagaimana kamu dalam hubungan kalian. Bagaimana kamu adalah lelaki yang egois, tidak bisa menghargai orang lain, dan tidak tahu diuntung. You’re such a jerk, but my friend loves a jerk. So what can i do?”

Damar diam, seolah berpikir tapi tanpa hasil.

“Aku ngga ngerti ya, Mar kamu tuh kenapa, dan niatan kamu apa ke Ruth. Tapi aku harap suatu saat nanti kamu beneran punya cukup nyali untuk bersikap seperti laki-laki, tegas dan berani ambil keputusan. Ruth berhak bahagia, dengan atau tanpa lelaki brengsek macem kamu.”

Berikutnya saya hanya melihat Damar menuju ke arah panggung, kali ini tanpa menoleh kembali. Damar lanjut menyelesaikan penampilan bersama bandnya. Ruth kembali duduk di sebelah saya kurang lebih 5 menit setelah saya menyudahi percakapan dengan Damar.

Seusai penampilan band milik Damar, Ruth mengajak saya pulang. Saya tahu Damar punya waktu untuk menghampiri dan menyapa Ruth, satu sapaan hai dan kecupan hangat di kedua pipi Ruth cukup rasanya untuk menjadi bekal bagi hati Ruth bertahan di tengah pesakitan cinta yang sedang ia rasakan.

--

Pilu sekali rasanya, melihat orang yang kita sayangi tersakiti akibat ulah orang lain.
Jauh lebih pilu karena tidak ada yang bisa kita perbuat untuk meringankan kesedihannya. 

Setelah perih, yang bisa kita lakukan adalah berdamai dengan rasa marah, kemarahan yang tersulut akibat perlakuan tidak layak yang orang lain berikan pada orang-orang tersayang.

Toh marah tidak membuat segalanya membaik.

Berada di sampingnya, berkenan menemani saat dibutuhkan, tetap mendukung apapun keputusannya, dan tak putus mendoakan adalah hal terbaik yang bisa dilakukan. 

Karena mereka berhak bahagia.
Dan mereka pasti akan berbahagia.
 
 ---







thank you for coming reader |read my older posts please | nhaz montana