17 Mei 2010

sore dan masa depan



sendiri menatap biru dan suram langit sore 
sedikitpun tak tersiratkan arti cerah dan bahagia
saya, hanya saya..


perlahan tertuju pada satu titik 
dibawah kekokohan jembatan layang 
kota yang gemerlap namun terselip sejuta kisah
derita , asa, dan pilu yang membara


mata dan hati ini berubah sendu
seorang anak berumur satu tahu dan bapak tua
saling memeluk dan melipur lara


bapak tua berpakaian lusuh dan tak bergairah
anak tak berdosa terkubur asap kendaraan dan debu ibukota
tangannya mengulur perlahan pada seekor monyet
monyet jalanan, sangat akrab dan damai.


satu.
dari sekian anak yang tak terukir arah hidupnya
hanya berjalan, tertawa, dan menangis
melebur bersama dengan deru mesin dan riuhnya gedung raksasa


andai saja para pandai politik dinegri ini tak sibuk berebut posisi,
mungkin mereka akan hidup dengan lingkungan yang lebih layak dan sedikit tercukupi, 
bukan hidup dengan bergandeng kardus dan pekatnya polusi..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

thank you for coming reader |read my older posts please | nhaz montana