11 April 2018

Hati-hati, Sayang.




Jauh sebelum kamu menyapaku dan bertukar isi kepala selama 108 hari kemudian; aku, Sayang sudah mengingat satu perkataan yang kamu lontarkan melalui satu-satunya akun sosial mediamu. 

"When you meet someone that is too good to be true, maybe he isn’t real. Prepare yourself for the worst."

Dan di tanggal 16 November 2017, sapaan pertamamu adalah waktu ketika aku mulai mempersiapkan yang terburuk di hidupku. 
Kamu, Sayang; terlalu sempurna untuk memenuhi hidupku, terlalu mustahil untuk kuanggap sebagai kenyataan. 

Hati-hati, Sayang; dengan apa yang kamu tuliskan. 

Sejak saat itu, mencintaimu dengan penuh adalah usaha sekeras tenaga yang pernah kucoba seumur hidupku. 
Satu per satu hal manis yang keluar darimu, yang terucap dari mulutmu hanya akan menghadirkan pertanyaan "is it real?"
Aku merasakan satu per satu kebahagiaan baru, yang selama ini sudah kulupakan bagaimana rasanya. 
Dengan adanya kamu, aku belajar bahwa senyum dan kebahagiaan sungguh bisa hadir sekalipun hanya dengan membayangkan kenangan tentang harummu, tentang senyummu, tentang semangatmu, tentang mimpimu, tentang amarahmu, tentang cita-citamu, tentang celotehanmu. 
Hanya dengan membayangkan, aku merasa bahagia. 

Setiap kali aku merasa bahagia, bagian diriku yang lain sudah bersiap pula untuk menimbun perih.
Entah atas alasan apa, entah kapan kelak terjadinya,
Yang pasti, aku telah bersiap.

Terakhir kudengar kabarmu, 
Semangatmu masih sama, 
Caramu mengakhiri obrolan tetap sama, 
Hanya getaran antara kita yang tiada. 
Atau selama ini memang sungguh tak pernah ada?

Bersyukur, karena aku telah mempersiapkan segalanya sedari awal,
Hingga ketika ketiadaanmu kini memeluk erat hari-hariku, 
Aku, Sayang hanya bisa bersyukur bahwa sekalipun tanpa adanya aku,
Hidupmu akan tetap sama, tetap berbahagia, tetap penuh warna. 

Kamu tak perlu tahu dan rasa-rasanya juga tak ingin tahu bagaimana perasaanku, 
Jadi tak akan kujelaskan bagaimana keadaanku.
Yakini saja bahwa aku baik-baik saja. 

Doaku,
Semoga ALLAH selalu melindungimu,
Semoga kamu selalu sehat dan bugar,
Semoga pekerjaanmu semakin lancar, 
Semoga rejekimu makin berlimpah,
Semoga Ibu segera menunaikan ibadah haji, 
Semoga tubuhmu lekas berbentuk sesuai harapmu, 
Semoga segera mendapat pendamping yang sholehah,
Pendamping yang sempurna untukmu, 
Pendamping yang setia dan penyabar, 
Pendamping yang memahamimu luar dan dalam, 
Pendamping yang cerdas dan baik hatinya, 
Pendamping yang mencintaimu karena ia begitu mencintai Tuhannya. 
Pendamping yang dengannya kamu akan dan selalu merasa lebih baik.
Semoga terkabulkan segala cita dan cintamu.

Hati-hati, Sayang.

---





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

thank you for coming reader |read my older posts please | nhaz montana