02 Mei 2016

Saman


"... ia mengikatku pada tempat tidur dan memberi aku dua pelajaran pertamaku tentang cinta. Inilah wejangannya: Pertama. Hanya lelaki yang boleh menghampiri perempuan. Perempuan yang mengejar-ngejar lelaki pastilah sundal. Kedua. Perempuan akan memberikan tubuhnya pada lelaki yang pantas, dan lelaki itu akan menghidupinya dengan hartanya. Itu dinamakan perkawinan. Kelak, ketika dewasa, aku menganggapnya persundalan yang hipokrit."

"Sebab menurutku yang curang lagi-lagi Tuhan: dia menciptakan selaput dara, tapi tidak membikin selaput penis."


***

Kutipan di atas adalah dua kutipan paling favorit menurut saya. Ayu Utami menerbitkan buku ini pada tahun 1998 dan saya baru membacanya sekarang, tahun 2016. hiihn payah ya saya? 

Ayu Utami barangkali akan menjadi penulis Indonesia favorit saya setelah Ika Natassa. Karyanya yang sangat tidak biasa dengan gaya penulisan dan alur cerita yang membuat saya berulang kali tersenyum getir, meng-IYA-kan dan makin jatuh kagum pada Sang Penulis. 


*** 

SINOPSIS:

Empat perempuan bersahabat sejak kecil. Shakuntala si pemberontak. Cok si binal. Yasmin si "jaim". Dan Laila, si lugu yang sedang bimbang untuk menyerahkan keperawanannya pada lelaki beristri. 

Tapi diam-diam dua di antara sahabat itu menyimpan rasa kagum pada seorang pemuda dari masa silam: Saman, seorang aktivis yang menjadi buron dalam rezim militer Orde Baru. kepada Yasmin, atau Lailakah, Saman akhirnya jatuh cinta?


thank you for coming reader |read my older posts please | nhaz montana