03 Juni 2017

Aku Akan Selalu Merindukanmu


Aku akan selalu merindukanmu. 

Yang tanpa kamu sadari, setiap malam aku akan selalu memikirkan pesan apa yang kira-kira akan kukirimkan padamu hanya untuk sekedar menyapamu; yang kemudian selalu saja sama, kuurungkan pesan tersebut dan menghapusnya. Hasil jerih payahku memikirkan sebuah pesan singkat menjadi sia-sia, serupa usahaku menahanmu agar tetap mencintaiku. 

Aku akan selalu merindukanmu.

Aku akan merindukan saat di bulan ramadhan beberapa tahun lalu, kita akan saling menciptakan waktu untuk kita berdua pergi ke masjid, berbuka puasa bersama dengan takjil di sekitar masjid kemudian shalat tarawih. Ah diakhiri dengan mencari makanan berat untuk berbuka. Yang kurindukan adalah saat kukira kamu adalah lelaki berkelas yang enggan makan di pinggir jalan; hanya dengan menu nasi, lauk penuh minyak dan sambal yang super pedas kesukaanmu. Kamu tak seperti dugaanku, kamu akan berkata iya untuk makan di tempat sederhana dan kamu tak akan menolak ketika kita harus makan di tempat (sedikit) mewah. Aku akan merindukan saat ketika kita saling bertanya "sudah makan sahur?", "sahur lauk apa?", "selamat bersantap sahur (memasukkan emoticon peluk dan senyum)", "selamat berbuka puasa (memasukkan emoticon kecup)", dan pesan-pesan khas bulan ramadhan yang seringkali dilakukan oleh sepasang kekasih. 

Aku akan selalu merindukanmu.

Aku akan merindukan saat kita saling mengiyakan untuk berjumpa, makan berdua dan kamu mulai perlahan-lahan mengangkat segala jenis topik bahasan di antara kita. Selalu diawali dengan kamu yang menceritakan kejadian-kejadian di tempat kerjamu, bagaimana atasanmu bertingkah, bagaimana timmu terkadang berhasil dan gagal merealisasikan gagasan dan instruksimu, bagaimana pekerjaanmu sejauh ini, kemudian kamu akan meminta pendapatku tentang ini dan itu, pun aku akan menanyakan banyak hal tentang apapun, aku akan memintamu memberi pendapat atau paling tidak sudut pandang terhadap masalah yang sedang terjadi di sekitar kita. Sesekali aku akan mengadu padamu tentang kerumitan di hidupku. Kita akan membicarakan isu dunia, politik Indonesia, keuangan dunia, teknik pemasaran, masalah agama, keadaan keluarga kita, perkara hukum, hingga ke pembahasan artis-artis yang harusnya sungguh tak penting untuk dibahas. 

Aku akan selalu merindukanmu.

Aku akan merindukan saat-saat kamu mulai menunjukkan sisi menggelikan darimu, betapa percaya dirinya kamu dengan mengatakan bahwa kamu adalah lelaki tampan, menarik dan mampu memikat perempuan manapun yang masuk targetmu. Sialnya, aku akan mengiyakan bahkan menyapamu dengan "Hae, handsome.". Aku akan merindukan caramu memuji diri sendiri.

Aku akan selalu merindukanmu. 

Aku akan merindukan 5 o'clock shadow di wajahmu, yang selalu membuatku terangsang hanya dengan melihatnya. Aku akan merindukan melihat lengkung senyum di wajahmu, tawa bebasmu atas alasan apapun, menertawakan apapun. Aku akan merindukan kerutan di dahimu yang muncul ketika otakmu terpaksa keras bekerja bahkan ketika sedang menonton televisi dengan acara paling remeh sekalipun. Aku rindu mengecup pipi dan keningmu.

Aku akan selalu merindukanmu.

Aku akan selalu merindukanmu.
Dalam keadaan apapun.
Ketika aku melakukan apapun.
Di manapun aku berada.

Aku akan selalu merindukan betapa penuhnya hatiku dengan buncahan bahagia ketika aku bersamamu, memikirkanmu, menyentuhmu, membayangkanmu.

Aku akan selalu merindukan diriku sendiri yang tak pernah lelah berusaha menarikmu, mendorongmu agar menjadi lebih dan lebih baik lagi dari hari ke hari, dan tak pernah bosan memikirkan bagaimana cara membahagiakanmu, hingga kemudian yang kutahu adalah fisikku sama sekali tidak masuk seleramu, hingga membuatmu tak lagi mengizinkanku ada di hidupmu. Selama ini, kita hanya membuang-buang waktu, Sayang.

Dan akhirnya tetap sama.

Aku akan selalu merindukanmu.
Aku akan selalu merindukan kita yang membuang-buang waktu bersama. 


thank you for coming reader |read my older posts please | nhaz montana