26 November 2014

Seperti yang Kau Minta - Chrisye

 
maafkan aku tak bisa memahami maksud amarahmu, 
membaca dan mengerti isi hatimu. 
ampuni aku yang telah memasuki kehidupan kalian, 
mencoba mencari celah dalam hatimu
aku tau ku takkan bisa menjadi seperti yang engkau minta, 
namun selama nafas berhembus aku kan mencoba 
menjadi seperti yang kau minta...
 
ampuni aku yang telah memasuki kehidupan kalian 
mencoba mencari celah dalam hatimu
 
aku tau ku takkan bisa menjadi seperti yang engkau minta 
namun selama nafas berhembus aku kan mencoba
 
aku tau dia yang bisa menjadi seperti yang engkau minta 
namun selama aku bernyawa aku kan mencoba 
menjadi seperti yang kau minta
 
aku tau ku takkan bisa menjadi seperti yang engkau minta 
namun selama nafas berhembus aku kan mencoba 
 
aku tau dia yang bisa menjadi seperti yg engkau minta 
namun selama aku bernyawa aku kan mencoba 
menjadi seperti yg kau minta 
 
seperti yg kau minta, 
 
aku kan mencoba menjadi seperti yg kau minta..







15 November 2014

tentang "SUSU"


mobil gue lagi kejebak macet di jalan Biliton Surabaya. Sore pukul 3 di hari Sabtu tak pernah menjadi pemicu kemacetan di daerah sini, seharusnya. tapi entah kenapa hari ini beda, macet bahkan berhenti total, udah hampir 20 menitan kali ya. gue yang mulai bosen di belakang kemudi iseng nanya ke sepupu yang lagi duduk anteng mandangin BBnya sedari tadi. 

Gue: Babe, would you please check his status or display picture on BBM?

Sepupu: heh? oh ntar ya. masih aja sih penasaran sama dia. kalau masih penasaran gini sih mending kemaren-kemaren nggak usah dihapus aja kali kontak BBMnya dia.

G: *nyegir* hehehe

S: hhmm kayaknya lo nggak usah liat deh. 

G: ih apaan sih makin bikin penasaran *manyun melas*

S: *sodorin BBnya*

G: *baca statusnya* *lirik DPnya dan baca tulisan di DPnya*

S: tuh kan kali aja kemaren dia emang beneran mau fokus ama anaknya, bukan karena dia nggak menginginkan lo ada di sisinya. 

G: huahahahahaa elaaah mana ada. dia nggak nyari gue ya emang dia nggak mengharapkan gue ada di sisinya. udah TITIK.

S: ya itu buktinya kan, dia bilang di statusnya "ayah, ia yang rela mengorbankan impiannya demi memenuhi kebutuhan anaknya". jadi dia sebenernya pengen sama lo tapi saat ini prioritasnya masih kebutuhan anaknya kali ya.

G: lalu dia lupa kalau anaknya juga butuh ibu? I.B.U. atau jangan-jangan dia mikir kalau anaknya nggak butuh ibu kali ya. Eh bukan berarti gue ngerasa bahwa gue adalah sosok ibu yg paling tepat buat anaknya ya. cuma kan kemaren alasan dia nggak mau menjalin hubungan karena dia skeptis banget sama relationship seolah-olah dia nggak mikir kalau anaknya juga butuh sosok ibu. 

.......... dan lalu entah gimana kelanjutan perbincangan ini, tiba-tiba kita udah ngebahas SUSU. shit i'm laughing so hard now.

G: ya okelah dari sosok perempuan, anaknya udah nggak butuh SUSU atau netek, lah tapi kan masih banyak hal lain dari perempuan yang akan melengkapi kebutuhan anaknya. Kasih sayangnya misal. Dia nggak boleh egois dan munafik gitu dong.

S: susu ya? *evil smirk*

G: iya susu. netek. eh atau sebenernya dia sadar dan ngerasa kalau anaknya butuh ibu, tapi karena dia juga butuh sosok ibu tersebut buat memenuhi kebutuhannya akan 'SUSU'. yeah you know what i mean, Babe. makanya sampai sekarang dia belum menemukan 'SUSU' YANG PAS! huahhahahaa :))

S: shit! jadi kemaren lo dianggap bukan susu yang pas dong buat dia dan anaknya?

G: HUAHAHAH MAYBE. dia kemaren ternyata cuma trial and error ke gue, dia ngetes gue sambil ngebatin "nih susu cocok nggak ya untuk konsumsi jangka panjang gue dan anak gue?"

S: dan karena elo ditinggalin ama dia, jadi gue rasa kesimpulannya adalah SUSU ELO CUMA UNTUK KONSUMSI SEMENTARA, tidak untuk konsumsi jangka panjang. 

G: *nunduk mandangin tetek* jangan-jangan dia sekarang lagi hunting susu lain. wuih asik dong dia ya bisa nyobain berbagai susu. SIAL gue nggak rela dia nyoba sana-sini. *tarik nafas, lepaskan, dan ulangi lagi* ya semoga aja secepatnya dia dapet susu yang PAS untuk konsumsi jangka panjangnya.

S: ya semoga aja pada akhirnya susu lo yang paling pas menurut dia. 

G: ini mesti gue aamiinin nggak sih? *benerin BH*


31 Oktober 2014


Roses are red, violets are blue.

The sun is hot, and so are you.

Bee, it's not because i hate you,

I'm just too much in love with you.


25 Oktober 2014

Manisku yang pahit.


ini tulisan ke sekian tentang cinta yang tak kunjung menghilang, 
tentang rasa yang membuat 2 tahunku belakangan begitu kacau dan tak terkendali,
namun betapa baiknya, Tuhan memberiku waktu untuk berbenah,
kesempatan yang kan kujadikan titik balik yang sempat gagal teraih.

aku akan memulainya dengan urusan hati,
karena bukannya apa yang terjadi di dalam sangat kuat mempengaruhi kondisi luar tubuh? 

aku mencintaimu, pun juga membencimu.
dan sialnya, aku juga kepayahan melupakanmu. 
di masa-masa ingin bangkit seperti ini
aku sungguh membutuhkan suntikan motivasi

jadi,

jari jailku memutuskan untuk membuka halaman akun facebookmu. 
ah fotomu masih tak berubah, dan tak ada yang baru di sana.
lalu di satu bagian akhirnya mataku tertumbuk.
pada kumpulan foto-foto lamamu dan dia.

aku menangkap kebanggaanmu yang teramat di tiap foto kalian
kamu dengan seluruh indramu begitu mengagumi dan mencintainya
dan karenanya, sekalipun perkenalan kalian amat singkat,
kamu begitu berhasrat untuk memilikinya, 
menjadikannya milikmu seutuhnya, menikahinya.

kemudian aku becermin dan membandingkan,
mungkin benar apa yang penah ia katakan,
aku tak ada apa-apanya dibanding dirinya.

yang kualami sangat bertolak belakang,
hanya pengabaian ironis yang kudapat darimu,
sekalipun sudah lama kita saling mengenal,
tak sedikitpun kamu pernah menginginkanku.

dan apapun itu alasan dari keenggananmu untuk bersamaku, bukannya aku tak mentolerir, 
hanya saja alasanmu begitu memuakkan, Sayang.

atas nama trauma? 
aku tahu itu omong kosong.
atas nama ketidaksiapan? 
izinkan aku menyebutmu pengecut jika alasan ini memang benar.
atas nama sakit hati?
oh ayolah, tak hanya kamu yang sakit. 
atau mungkin kamu tak sadar bahwa lukamu itu telah melukai hatiku?

ah ya sudahlah, mungkin kamu memang hadir di hidupku hanya sebagai serpihan kenyataan yang menyayat hati, agar aku sekali lagi belajar memulihkan lukaku sendiri.

sejujurnya, jika sanggup menuliskan takdir, aku lebih baik merangkak mengitari Surabaya 100 kali daripada harus mengenal dan jatuh cinta padamu.

begitulah, 
dan akhirnya selamat tinggal, Kamu.
kamu, manisku yang pahit,
baik-baik dan jangan banyak tingkah ya di dalam kenanganku
bantulah aku melupakanmu dan merapikan hatiku.


:)


1436 H


Assalamualaikum...

selamat tahun baru ya teman-teman muslim semua. semoga di tahun yang baru ini, kita semua selalu diberi kesehatan, umur yang panjang dan barokah, dilancarkan segala urusan dan sukses dalam segala hal positif. yang masing single semoga segera jadi couple, yang sudah couple semoga semakin harmonis. auuch :p

tahun baru, semangat baru, awal baru, dan perjalanan baru yang jauh lebih menyenangkan.
inshaAllah. aamiin.

wassalamualaikum.


16 Oktober 2014

di halaman sebuah bank di Surabaya


sore ini harusnya aku sudah terbiasa dengan bangunan itu, pun dengan kenangan yang tertinggal di sana. bukan tempat yang rutin kusinggahi memang, hanya sering saja kulalui. sebuah bank di jalan Diponegoro Surabaya. beberapa kali melewatinya aku memang sering mengehela nafas berat, remah-remah kenangan di sana begitu berdebu memenuhi hatiku. dalam keadaan baik-baik saja, mungkin aku akan dengan mudahnya mengabaikan desak sesak kenangannya, tapi kali ini aku sedang rapuh-rapuhnya dan  sangat terluka, karenanya aku cukup saja diam dan membiarkan perlahan-lahan mataku membasah karena perih harus mengingat rasanya kehilanganmu. rasanya mengusahakan sebuah kesia-siaan. rasanya menyerah oleh hatimu yang sama sekali tak pernah menginginkanku.

ah, aku lupa tepatnya tanggal dan bulan apa waktu itu. yang akan selalu kuingat adalah ucapanmu yang membesarkan hatiku.

aku sudah mengenakan jilbab saat aku mengantarmu menghadiri sebuah janji sesi test penerimaan kerja di bank itu. aku mengenakan pakaian merah, kamu rapi dengan setelan jas dan kemeja cerah. iya, secerah hatiku saat menemanimu. 

menenangkanmu adalah pelajaran baru yang harus aku kuasai saat itu, dan entah berhasil atau tidak terhadapmu, yang pasti aku sungguh-sungguh sudah mempelajari dan mengaplikasikannya padamu. menenangkanmu di saat panik menyergap, detik-detik sebelum menjalani test penerimaan pekerjaan memang selalu mampu membuat jantung siapapun berdebar dengan lebih cepat, begitupun denganmu. 

bank itu sudah menjadi tempat ke sekian yang kita datangi, yang kamu datangi untuk menghadiri sesi seleksi penerimaan kerja. hari itu setelah satu sesi ujian, kamu memiliki sedikit waktu untuk istirahat dan kita menghabiskannya untuk makan di sebauh warung soto di pinggiran jalan Ciliwung. kita duduk berhadapan, ada seorang anak kecil laki-laki berusia kurang lebih 3 tahun sedang duduk di sebelahmu, dan (mungkin) ibunya duduk tapat di samping sang anak. seperti biasa, setelah menghabiskan makanan, kita akan berbincang sejenak, dengan pembahasan yang tak jauh-jauh dari perbankan atau  tentang rencana-rencanamu ke depan. dan tiap perbincanganpun aku selalu merasa kamu adalah lelaki yang sangat cerdas, sangat menarik. 

lalu dengan tiba-tiba kamu mengambil sebatang rokok dan menyalakannya. akupun dengan spontan menegurmu dengan bisikan "hsst ada anak kecil" sembari tersenyum, iya semacam peringatan agar kamu bertoleransi dengan seorang anak yang tak seharusnya menghirup asap rokok. "oh sorry, ok" jawabmu singkat lalu dengan sangat cepat kamupun mematikan rokok yang sudah terselip di jarimu itu. ah begitu kalau tak salah kejadiannya. iya begitu, Sayang. setelah kenyang dan waktu untuk test berikutnya sudah dekat, kamu mengajakku kembali menuju bank itu. sesampainya di halaman bank, kamu sempat menyampaikan sesuatu padaku.


"hm, thanks ya tadi."

"apanya?"

"saya suka caramu mengingatkan saya untuk tidak merokok karena ada anak kecil."

"ya bukannya emang itu cara yang standar ya?"

"no no, itu cara paling sopan yang pernah saya tahu."

"hhmm"


aku tersanjung, Sayang. dan akupun makin menggilaimu. 

lalu selanjutnya adalah ceritamu tentang si dia yang selalu menegurmu dengan kasar, jauh dari sopan. karenanya kamu memuji caraku. pujian yang hingga kini kuingat dan akhirnya menghancurkanku. karena sekarang aku tak lagi menemui sosok lembutmu yang dulu. kini, kamu begitu berbeda di terakhir kita bertemu tanggal 28 Agustus lalu, aku kehilanganmu jauh sebelum kehilangan ragamu, karena itulah perkataan-perkataan indahmu kini akan kusimpan rapat-rapat dan izinkan aku berharap agar Tuhan mengembalikanmu pada sosok yang seindah dulu. iya, keindahan yang seimbang, keindahan luar dan dalam.




dari aku yang merindukanmu,



NM.


15 Oktober 2014

Ketika Harus Memilih. (1)


14 Oktober 2014, 14.34 WIB, Restoran cepat saji di sebuah mall.

bersyukur akhirnya aku menemukan meja untuk makan siang setelah berkeliling hingga lelah di mall ini. meja untuk 2 orang sedang penuh, dan meja untuk 4 orang inilah yang akhirnya disediakan untuk kami. pelayan muda yang cantik dan ramah baru saja mencatat pesanan kami dan selang 20 menit kemudian semua pesanan sudah tersaji dengan lezat dan segar di hadapan kami. kami sedang makan sambil sesekali berbincang dan bercanda sebelum seseorang menyapa kami yang kemudian membuat organku seolah berhenti bekerja hingga aku menjatuhkan garpu ke piring dan menyisakan bunyi nyaring penyita perhatian orang-orang di sekitar.

"selamat siang, Rosa." Ia menyapaku dengan senyum khas memikatnya itu. "Ros, hei..." sapanya sekali lagi sembari menyentuh pelan bahuku untuk membuyarkan keterkejutanku.

"eh sorry. iya iya, siang Ian. apa kabar?" akhirnya aku menanggapi sapaannya

"baik, alhamdulillah baik. kamu sehat kan ya?"

"yep. seperti yang kamu lihat."

"boleh aku gabung? aku lagi nyari tempat makan juga tadi dan nggak sengaja lihat kalian di sini."

"silahkan."

"dan hallo, siapa ini?" Adrian menyadari bahwa aku tak sedang sendirian di sini.

"ini Lily." jawabku sesingkat mungkin. "Lily sayang, ayo salim dulu." sambil mengusap lembut pipi Lily, aku memintanya untuk menyapa Adrian.

setelah Lily mencium telapak tangan Adrian, ia kembali berkonsentrasi pada pizza di depannya. ia anak yang pemalu dan tak pernah banyak bicara kecuali dengan orang yang sangat dekat denganya.

"wah asik nih saya bakal makan siang bareng dua perempuan cantik. hehehe oh ya bentar saya pesan makan dulu ya." setelah memanggil pelayan dan memesan beberapa menu tambahan, Adrian kembali fokus padaku.

"ini anak siapa Ros? keponakan ya?"

ya Tuhan, entah dengan cara apapun kumohon kuatkanlah hati dan kesabaranku dalam menghadari Adrian sekali lagi. kuatkanlah...

"dia anakku. cantik ya?" jawabku sambil tersenyum dan tetap sebisa mungkin tampak tenang

"oh kamu sudah menikah lagi? kok nggak kasih tahu aku sih?"

"seriously, Ian? you asked me that question? don't you see yourself in her? dia anakku, Ian dan seharusnya dia juga anak kita. K I T A, Ian. she's your daughter..... but no. she's mine. just mine." jawabku dengan emosi yang mulai bergejolak. "gila ya, kamu sama sekali nggak lihat kalian mirip? aneh banget. padahal setiap orang yang mengenal kita pasti menyimpulkan betapa Lily mirip denganmu, tapi woow kamu justru tak menyadarinya. bahkan mengira ia adalah anakku dengan lelaki lain."

aku melihat Adrian membeku tanpa berkedip dengan memakukan pandangan pada Lily. melihatnya mengunyah pizza hingga pipinya membulat karena kepenuhan. aku melihat mata Adrian perlahan basah oleh air mata. entah karena terharu, bersedih, atau mungkin matanya panas karena terlalu lama menahan agar tak berkedip.

"kenapa kamu nggak bilang, Ros? apa maksudnya?"

"kenapa aku harus bilang, Ian? apa gunanya?"

"ada gunanya, Rosa. ada. kalau aja kamu bilang ada Lily, mugkin aku ak...."

"kamu apa? meninggalkan perempuan sekali lagi dan kembali padaku? aku nggak bilang karena aku nggak ingin merasa membutuhkanmu, Ian. aku sudah cukup bahagia dengan diam dan menganggapmu tiada." akhirnya aku benar-benar tak kuasa menahan air mataku.

"Bu, Ibu kenapa nangis? pulang yuk Bu, Lily udah kenyang kok." Lily menyadari kesedihanku dan menggenggam tanganku lalu memaksaku untuk pulang.

setelah meninggalkan beberapa lembar uang, aku dan Lily berpamitan dan meninggalkan Adrian yang masih duduk membeku begitu saja. aku merasa dunia yang pernah perlahan-lahan kutata dan rapikan seketika dihancurkan dengan begitu mudahnya oleh kehadiran Adrian yang tiba-tiba. 

sekian lama aku berusaha melupakannya, dan kini ketika ia datang lagi di hadapanku, aku menyadari bahwa cintaku padanya sama sekali tak berubah. sebesar apapun kebencian yang hatiku rasakan, ternyata masih  jauh lebih kuat cintaku. setelah ia menghancurkan duniaku hingga tak berwujud, kenapa aku masih saja begitu mencintainya? masih saja aku berharap iapun merasakan cinta yang sama padaku. ya Tuhan bantu aku untuk tetap tegar menghadapinya, kuatkan aku untuk sekali lagi berusaha mengabaikannya.



"Om tadi siapa, Bu?" tanya Lily mengejutkanku.



ya Tuhan sakit sekali rasanya aku tak mampu membuka mulut untuk menjawab pertanyaan Lily. pertanyaan yang jawabannya tercekat pahit di dasar hatiku.


14 Oktober 2014

a secret box of hope


dalam film Eat, Pray, Love, ada satu hal kecil yang dilakukan oleh Delia, sahabat Elizabeth Gilbert yang sangat menarik perhatian saya. dalam satu kesempatan saat mereka hanya bertiga (Liz, Delia, dan anak Delia karena Delia harus mengganti popok anaknya), Liz bertanya tentang "kapan waktu yang tepat untuk memiliki anak?" dan Delia menjawab bahwa sudah sejak lama ia menginginkan bayi jadi ia mulai mengumpulkan segala sesuatu tentang bayi seperti pakaian bayi, popok kain, sweater, dan beberapa boneka mini. ia meletakkannya dalam sebuah kotak besar yang disembunyikan di bawah tempat tidur. ia mempersiapkan semua itu sembari menunggu suaminya siap untuk memiliki anak.


 
yap yap yap. lilbit sweet yaaah~
meletakkan harapan dan doa dalam bentuk tindakan/aksi nyata. 
mungkin sambil berharap semoga malaikat melihat kesungguhannya lalu menyampaikan pada Tuhan agar harapan tersebut terkabulkan. 

sedikit menggelitik but yes,.
saya jadi ingin membeli sebuah kotak besar dan meletakkan beberapa barang yang berkaitan dengan harapan saya. yeyeyeee~



what is it?
that's my secret.

13 Oktober 2014

entah


jika mereka yang mengamati lukaku mulai bertanya,
"apa yang membuatmu begitu sulit melupakannya?"

aku hanya akan mendorong bibirku untuk tersenyum sebaik mungkin,
sekalipun dalam hati memaki, kenapa harus pertanyaan ini lagi dan lagi tentangmu.
oh tentu, selain lelah menghadapinya, akupun jengah.

setelah tersenyum terpaksa sambil sesekali mengaduk-aduk minuman di hadapanku padahal adukan tersebut sangat tak diperlukan oleh cairan segar di hadapanku itu, aku tetap akan melakukannya karena aku panik. aku panik karena nampaknya gagal lagi hatiku berdiskusi dengan otakku untuk menemukan jawaban tepat yang membungkan mulut mereka.

hanya "entah...." yang akhirnya keluar. hanya satu kata itu.

berulang kali pertanyaan itu muncul, berulang kali itu juga tiap menjelang lelap, aku habiskan tenagaku untuk memaksa otakku berputar sangat keras, memaksa hatiku mengobrak-abrik kenangan lama bersamamu agar mampu dengan gamblang kutemukan jawabannya. 

kenapa aku sebegini rapuhnya saat melupakanmu?

kamu tampan, iya. tapi aku pernah bersama seseorang yang jauh lebih tampan darimu.
kamu pintar, iya. tapi aku pernah memiliki perbincangan dengan orang yang jauh lebih pintar darimu.
kamu menarik, iya. tapi lelaki sebelummu sungguh jauh lebih menarik.
kamu brengsek, iya. tapi aku pernah dibrengseki jauh lebih parah sebelumnya.
kamu memiliki ilmu agama yang baik, iya. sekali lagi akupun pernah menemui yang lebih baik agamanya ketimbang kamu.
lalu apa?
apa?

sekali lagi kupaksa diriku malam ini karena aku harus menemukan jawabannya, setidaknya agar aku bisa tertidur sedikit lebih lelap di malam-malam berikutnya. 
tanpa tersadar dan dengan begitu saja tanganku meraih iPhone, lalu membuka kumpulan foto dan video. YAP!! di sanalah kumenemukan petunjuknya.

aku masih menyimpan videonya.

iya. DIA.
aku melihatnya menari sambil berputar-putar dalam rekaman yang pernah kamu kirimkan itu, 
dia, dengan pipi meronanya.
dia, yang membuatku merasa begitu spesial.
dia, satu yang kamu miliki yang kuanggap sebagai keajaiban.
dia, pernah membuatku bertekuk lutut saking cintanya hingga aku seringkali lupa mencintai diriku sendiri.
dia, yang senyumnya sangat menghipnotis jiwaku.
dia, yang keberadaannya mampu mendekatkanku pada Sang Kuasa.
dia, yang telah menguasai keseluruhanmu.
iya, dia anakmu.

dan mungkin karena dengan adanya dia, kamu menjadi begitu sempurna di mataku.
dengan adanya anakmu, aku pernah merasakan harapan menjadi seorang ibu.
dia mampu membuatku merasa utuh. 
utuh sebagai perempuan.
utuh karena menjadi ibu.
dan karenanya aku begitu penat ketika harus melupakanmu.
karena akupun harus menghapus harapanku untuk menjadi ibunya.
mungkin karena itulah aku begitu hancur saat kita harus berpisah.

aku kehilanganmu itu menyakitkan, tapi kehilangannya, aku hancur berantakan.

ah tapi bukannya hati yang hancur adalah pertanda bahwa paling tidak aku pernah mengusahakan sesuatu.
mengusahakan hubungan kita dan mengusahakan bersatunya kita seperti yang pernah kamu janjikan.
aku pernah mengusahakan agar aku layak menjadi pendampingmu.
akupun pernah mengusahakan agar aku mampu menjadi ibu yang baik untuk anakmu.
jadi, meskipun akhirnya semua usahaku itu tak berguna dalam hidupmu, paling tidak aku pernah melakukan sesuatu demi KITA.


hhhmmmm...

lega sekali rasanya, malam ini akhirnya "entah"ku menemukan jalannya.

iya, Sayang,
yang membuatku begitu sulit melupakanmu adalah keberadaan anakmu.

 

08 Oktober 2014

Radio Kopdar Surabaya

yaaaiyy akhirnya Radio Kopdar Surabaya mengalami selangkah lagi kemajuan. kalau kemaren siarannya masih ndompleng ke caster, sekarang sudah bisa langsung ke blog Kopdar Surabaya. yeyeyeyeyee :D

sebelumnya, apa sih Kopdar Surabaya tuh?
jadi, Kopdar Surabaya adalah wadah, mediator komunitas baik online maupun offline di Surabaya. dan boleh diingat, kami bukan komunitas ya, tapi mediator. penyambung aja gitu. 

jadi, kalau misalkan kalian punya komunitas dengan kegiatan-kegiatan seru dan positif, bisa gabung dengan Kopdar Surabaya untuk dibantu woro-woro. kalau dulu hanya via tulisan seperti Facebook, Twitter, dan Blog, sekarang kami sudah bisa bantu woro-woro via lisan yaitu Radio Kopdar Surabaya. 

nah, kebetulan juga kami sedang membuka pendaftaran volunteer penyiar, jadi boleh juga kalau kalian ingin turut berpartisipasi, silahkan klik gambar di bawah ini untuk direct link ke blog Kopdar Surabaya.

http://kopdarsurabaya.wordpress.com/radio/

semoga ke depannya Kopdar Surabaya bisa terus menjadi pihak yang bermanfaat bagi kota Surabaya, dan komunitas di Surabaya khususnya. Bisa berkembang menjadi lebih dan lebih baik lagi dari waktu ke waktu. aamiin. 


07 Oktober 2014

My New Blog!

jadi, supaya lebih rapi aja blognya dan lebih enak buat yang pengen lihat aneka resep masakan yang pernah saya buat, saya jadiin satu kumpulan resep tadi di satu blog tersendiri, langsung klik gambar di atas aja, bisa langsung direct-link ke blog khusus resep saya. dan dan daaaaan supaya lebih khusyuk aja ngegalaunya di sini, hauahahhahaaa :))

oke deh,
see you.

mwaaah :x

05 Oktober 2014

Kapan menikah?


Heaaaah jadi ya Bebs, badan aku nih gemuk bukan karena lemak tapi karena nimbun kumpulan jawaban saat ditanya "kapan menikah?" eh ya selain nimbun kangen juga sih sama kamu. :p

Well well well...
Panas nggak sih kalian ditanya gitu mulu? Dah aku mah lama-lama jadi agakan gak pengen nikah kalau ditanya gitu mulu. :)) huahahahaa

Kalau ditanya "kapan menikah?", Ya selama ini sih seringnya ngejawab:
"Iya bentar lagi, doain semuanya lancar ya"
"Iya ntar nikah kalau udah butuh."
"Kenapa nanya-nanya? Mau bantu modalin?"
"Menikah kan nggak wajib, sholat tah wajib."
"Iya nih ntar nunggu jodohnya udah lepas dari genggaman tangan perempuan lain"
"Ntar nikah kalau jodohnya udah lulus ditraining sama Allah."
"Masih sibuk kuliah nih"
"Tunggu aja undangannya sambil kamu nabung buat kasih amplopan ke aku yang banyak ya."

Nah itu jawaban kalau akunya lagi stabil, lagi santai. Masalahnya adalah kita hidup kan kadang pernah juga ya dalam kondisi stres, pusing, gak enak badan, atau pas lagi sensi-sensinya. Dan sialnya, pas dalam keadaan begitu, muncullah pertanyaan keramat tadi. Udah berasap aja jawabnya

A: "Kapan menikah?"
B: "YA NTAR LAH KALAU UDAH ADA YANG NGAJAK NIKAH."
A: "Ya kamu sih terlalu pemilih"
*oke sampa taraf judgement kayak gitu hati udah makin panas aja*
B: "ya iyalah, beli cabe buat masak sekali makan aja aku milih apalagi suami seumur hidup. Emang dulu situ nikah nggak milih? Asal ngeiyain aja gitu?"


udah percakapan jadi sarkas kalau udah gitu, dilanjutin bisa jadi perang deh pokoknya. Jadi mending langsung ambil HP sok sibuk nunduk atau langsung ngibrit aja pergi. :p


Sebenernya yang nanya gitu itu suka mikir nggak sih? Kalau yang ditanya juga bingung jawabnya. 
Bisa aja yang ditanya ini dalam kondisi baru putus setelah sekian tahun pacaran dan pernah menyusun masa depan berumah tangga eh tahunya ditinggal gitu aja. #LahCurhat 
Pernah nggak sih mereka mikirin perasaan yang ditanya? 
Pernah nggak sih mereka bayangin sakitnya yg baru gagal nikah lalu ditanya begitu? 
Pernah nggak sih mereka mikir, yang ditanya juga bisa apa kalau emang Allah belum ngasih jodoh? 

Udah setangah mati usaha tapi karena jodoh memang diatur oleh Allah, 
Kenapa mereka nggak nanya sama Allah langsung aja?





lagian, daripada banyak nanya, mending bantu cariin jodoh aja siiiiihhhhhh. 
:p
thank you for coming reader |read my older posts please | nhaz montana